5 Tips Tenangkan Pikiran Usai Bertengkar
Agar situasi tak menjadi lebih buruk, kendalikan diri setelah bertengkar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika sulit mengelola emosi, orang bisa terlibat pertengkaran bahkan dengan orang yang sangat dicintai dan dihormati. Pertengkaran dapat menyebabkan konflik emosional maupun psikologis yang pada akhirnya bisa menyebabkan tegangnya hubungan dan melukai perasaan.
Untuk menghentikan situasi menjadi lebih buruk, seseorang dapat memilih beberapa tindakan pemulihan setelah pertengkaran. Garima Juneja selaku psikolog dan pendiri Lightroom Therapy & Counselling, menyarankan untuk melakukan hal-hal berikut demi menenangkan pikiran, seperti dilansir Indian Express, Kamis (18/11).
1. Buat jarak dari situasi
Tepat setelah bertengkar, kita semua mengalami perasaan emosi yang meningkat. Hal itu dapat mengaburkan pemahaman tentang situasi yang sebenarnya.
Apalagi, orang cenderung mengambil langkah memperburuk situasi yang sudah rusak. Alih-alih menambah kekacauan, coba tenangkan hati dan pikiran dengan menjauhkan diri dari ponsel atau lakukan aktivitas fisik.
Coba berlari, jalan-jalan, atau pergi ke gym. Latihan intensitas tinggi dapat membantu menenangkan pikiran.
2. Alihkan perhatian dengan musik/meditasi
Distraksi bisa berguna dalam situasi ini. Setelah berjalan-jalan atau berolahraga, tingkatkan waktu respons dengan melakukan apa pun yang disukai.
Fokus dengan duduk tenang dan membiarkan pikiran berlalu. Musik bisa jadi pengangkat suasana hati. Menonton film, membaca, atau melukis juga dapat menjadi penghilang stres yang hebat.
3. Renungkan saat Anda lebih tenang
Renungkan seluruh situasi. Sebagian besar dari kita memiliki retensi selektif, yakni lebih menekankan pada apa yang dikatakan orang lain dan itu memperkuat emosi serta terus ada dalam ingatan.
Sebaliknya, pendekatan yang tepat adalah mencoba mempertimbangkan juga kesalahan Anda. Selain itu, pikirkan bagaimana Anda bisa menangani masalah dengan lebih baik. Dengan begitu, kita akan lebih terampil menghadapi situasi sulit yang menguji kesabaran di lain waktu.
4. Bicarakan
Komunikasi selalu jadi cara yang baik untuk meminta maaf jika Anda merasa telah menyakiti. Jika Anda merasa pihak lain cukup keras, sampaikan pendapat Anda kepada orang itu dengan tenang.
Kita belajar banyak belajar dari kesalahan. Jadi, jaga agar jalur komunikasi tetap terbuka. Memiliki komunikasi dua arah adalah tolok ukur dari setiap hubungan yang sehat.
Ada kemungkinan orang tersebut memang toksik dan tidak dapat diluruskan. Dalam kondisi seperti itu, belajarlah untuk menjaga jarak.
5. Implementasi adalah kuncinya
Sebagian teori terkadang tidak sesuai antara implementasi dan praktiknya. Kita boleh saja berharap ideal, tapi hidup tidak selamanya bisa sesuai harapan.
Ambil saja pelajaran dari pertengkaran terdahulu. Ingat kapan harus menahan diri, kapan harus berhenti berdebat, tidak terlalu serius, hentikan kebiasaan memiliki kata terakhir, kelola emosi, dan memiliki pengendalian diri.