Menikmati Kesejukan Titik Nol Kali Brantas

Air Sumber Brantas mengalir sepanjang 320 km hingga bermuara ke Selat Madura.

Republika/Wilda Fizriyani
Masyarakat membasuh wajah dengan menggunakan air di titik nol Kali Brantas, Arboretum Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, Wilda Firziyani

Baca Juga


MALANG -- Suasana sejuk yang dipenuhi rerimbunan pohon hijau begitu terasa saat menginjakkan kaki di Arboretum Sumber Brantas. Terletak di Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Batu, titik nol Kali Brantas ini menyajikan pemandangan alam yang tiada tandingannya.

Untuk bisa mencapai Arboretum, masyarakat memang harus menggunakan kendaraan pribadi lantaran tidak ada kendaraan umum. Apalagi jarak tempuh ke lokasi cukup jauh dan memakan waktu lama. Dari titik Stasiun Kota Malang misalnya, bisa mencapai 36,8 kilometer (km) dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 31 menit. 

Namun mayarakat tidak perlu khawatir dengan pemandangan sebelum memasuki Arboretum Sumber Brantas. Terletak di lereng Gunung Arjuno-Welirang, membuatnya dipenuhi pemandangan alam menakjubkan. Ada berbagai tanaman sayuran, pohonan dan gunung serta awan biru yang menyelimuti di sekitar kaki langit tersebut. 

Saat berada di gerbang Arboretum Sumber Brantas, memang tidak ada istimewa selain suasana tenang dan sejuknya alam. Masyarakat tidak bisa langsung menyaksikan titik nol Kali Brantas lantaran harus berjalan kali kembali. Masyarakat setidaknya harus menempuh jarak 700 meter dari kantor Arboretum Sumber Brantas untuk menuju asal usul sungai yang menjadi sumber penghidupan masyarakat Jawa Timur (Jatim).

Rerimbunan pohon dan lumut di sepanjang jalan terlihat nyata saat hendak memasuki area titik nol Kali Brantas. Ditambah lagi, terdapat beberapa pucuk tanaman bunga yang membuat suasananya semakin indah. Di sepanjang perjalanan, masyarakat juga akan disuguhi aliran kecil Kali Brantas yang berhulu pada pusatnya.

Gambaran titik nol Sumber Brantas bukan seperti sungai besar dengan aliran deras pada umumnya. Potretnya lebih pada lubang air ukuran sedang yang memiliki kedalaman 1,25 meter. Dari titik ini, air mengalir sepanjang 320 kilometer (km) hingga bermuara ke Selat Madura.

Titik nol Kali Brantas di Arboretum Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu. - (Republika/Wilda Fizriyani)

Pengunjung diperkenankan mencicipi dan membasuh muka dengan mata air tersebut secara langsung. Ada rasa kesegaran yang begitu terasa saat meminumnya. Bahkan, terdapat mitos yang mengatakan air tersebut bisa membuat seseorang awet muda.

Meskipun terasa menyenangkan bisa mengunjungi Arboretum Sumber Brantas, saat ini tempat tersebut tidak lagi terbuka untuk umum. Penutupan ini terjadi setelah banyak pengunjung yang memetik bunga di kawasan konservasi tersebut. Sebab itu, saat ini hanya beberapa kalangan yang memiliki izin tertentu yang bisa memasukinya.

Manajer Utama Regional I Perum Jasa Tirta (PJT) I, Viari Djajasinga, mengatakan, Sumber Brantas merupakan titik awal dari rangkaian aliran air di DAS Brantas. "Yang mana di sini kontinu mengalir sepanjang tahun, baik musim hujan, basah bahkan kemarau tetap mengalir," kata Viari saat ditemui wartawan di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu.

Untuk besaran alirannya, Viari menegaskan, jumlahnya bervariasi tetapi dipastikan selalu mengalir setiap saat. Pada saat musim kering 2019 lalu, rata-rata besaran alirannya sekitar 1,5 liter per detik sampai 3 liter per detik. Meksipun kecil, alirannya kontinu sehingga debit Sumber Brantas termasuk yang paling konstan sepanjang tahun.

Warga Kota Malang, Alfi Syahri mengaku baru pertama kali mengunjungi Arboretum Sumber Brantas. Hal ini bisa dilakukan karena dia mendapatkan undangan resmi dari PJT I untuk mengikuti kegiatan di lokasi. Oleh karena itu, kunjungan ini menjadi pengalaman luar biasa untuknya.

Ada berbagai hal yang dia dapatkan selama mengunjungi Arboretum Sumber Brantas. Selain dapat mengetahui bentuk titik nol Kali Brantas, dia juga bisa menyaksikan suasana alam yang begitu menenangkan. "Semoga ini semua bisa terjaga karena sumber tersebut menjadi salah satu penopang masyarakat Jawa Timur," ucap pria asal Blitar ini.

 

Sumber Brantas Aman dari Terjangan Banjir Bandang

Beberapa waktu lalu, Kota Batu sempat diterjang banjir bandang yang menyebabkan puluhan rumah rusak dan tujuh orang meninggal dunia. Banjir yang terjadi pada 4 November 2021 ini tidak berdampak secara masif terhadap Arboretum dan daerah sekitarnya. Fenomena beberapa waktu lalu ini tidak separah banjir bandang pada 2004.

Menurut Viari, banjir bandang pada 2004 telah menyebabkan empat sampai lima jembatan putus. Kejadian ini memberikan dampak cukup berat untuk Arboretum Sumber Brantas. Bahkan, dampaknya terbawa hingga waduk yang menampung air Kali Brantas di Sengguruh, Kabupaten Malang. 

Masyarakat membasuh wajah dengan menggunakan air di titik nol Kali Brantas, Arboretum Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu. - (Republika/Wilda Fizriyani)

"Jadi bukan hanya sampah tapi kayu yang diameternya satu meteran sampai ke sana, saking dahsyatnya waktu itu. Yang bedakan cuma faktor pengalihnya, antara 2004 dan 2021. Pada 2004 belum ada medsos, jadi orang cuma tahu saja (tanpa tahu gambarannya)," ungkapnya.

 

Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Viari berharap, seluruh elemen bisa kompak menjaga kelestarian alam. Masyarakat di hulu sungai misalnya, harus bisa menabung sumber air. Warga di bagian tengah DAS Brantas diharapkan tidak mengambil pasir dan air secara berlebihan. Kemudian di wilayah hilir agar tidak memanfaatkan lahan di luar fungsinya; menghindari pembuangan sampah dan limbah secara sembarangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler