Kesabaran Nabi Muhammad SAW Saat Dirundung Kaum Quraisy

Pada permulaan Islam, begitu beratnya menjadi seorang pengikut Nabi Muhammad.

Republika/Mardiah
Kesabaran Nabi Muhammad SAW Saat Dirundung Kaum Quraisy
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada permulaan Islam, begitu beratnya menjadi seorang pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW. Bahkan, Nabi Muhammad juga mendapatkan siksaan dari kaum Quraisy.

Baca Juga


"Nabi Muhammad juga tidak terkecuali mengalami gangguan-gangguan meskipun sudah dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani al-Muttalib. Umm Jamil, istri Abu Jahl, melemparkan najis ke depan rumahnya," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.

Tetapi cukup Nabi Muhammad hanya mendiamkan. Pada waktu sholat, Abu Jahl melemparinya dengan isi perut kambing yang sudah disembelih untuk sesajen kepada berhala-berhala. Ditanggungnya gangguan demikian itu dan ia pergi kepada Fatimah, putrinya, supaya mencucikan dan membersihkannya kembali.

Ditambah lagi, di samping semua itu, kaum Muslimin harus menerima kata-kata biadab dan keji kemana saja mereka pergi. "Cukup lama hal serupa itu berjalan," katanya.

Akan, tetapi kaum Muslimin tambah teguh terhadap agama mereka. Dengan dada terbuka mereka menerima siksaan dan kekerasan itu demi akidah dan iman mereka.

Husen Haekal mengatakan periode hidup Nabi Muhammad ini adalah periode peyiksaan yang paling dahsyat yang pernah dialami oleh sejarah umat manusia. Baik Nabi Muhammad atau mereka yang menjadi pengikutnya, bukanlah orang-orang yang menuntut harta kekayaan, kedudukan, atau kekuasaan.

"Melainkan orang-orang yang menuntut kebenaran serta keyakinannya akan kebenaran itu," katanya.

Nabi Muhammad adalah orang yang mengharapkan bimbingan bagi mereka yang mengalami penderitaan dan membebaskan mereka dari belenggu paganisme yang rendah. Demi tujuan rohani yang luhur itulah tidak untuk tujuan yang lain, ia mengalami siksaan. Penyair-penyair memakinya dan orang-orang Quraisy berkomplot hendak membunuhnya di Ka’bah.

Rumahnya dilempari batu, keluarga, dan pengikut-pengikutnya diancam. Tetapi dengan semua itu malah ia makin tabah dan gigih meneruskan dakwah. 

Jiwa kaum mukmin yang mengikutinya itu sudah padat oleh ucapannya: “Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah yang akan membuktikan kemenangan itu; di tanganku atau aku binasa karenanya."

Infografis 4 Ujian yang Kuatkan Nabi Muhammad - (Republika.co.id)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler