5 Dosa yang Buat Solskjaer Dipecat Manchester United
Performa buruk MU bukan satu-satunya alasan Soslkjaer didepak dari kursi pelatih.
REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Ole Gunnar Solskjaer akhirnya dipecat sebagai pelatih Manchester United (MU). Keputusan pahit ini diambil manajemen MU menyusul hasil buruk yang didapatkan Setan Merah dalam beberapa pekan terakhir. Puncaknya ketika MU dibantai Watford 1-4 dalam lanjutan Liga Primer Inggris.
Namun, performa buruk MU bukanlah satu-satunya alasan pelatih asal Norwegia itu diberhentikan dari tugasnya. Berikut ini sejumlah alasan lain, menurut laporan yang dikutip dari Marca, Senin (22/22).
Perpecahan di internal tim
Perpecahan besar telah berkembang di antara pemain MU dan Solskjaer. Laporan menyebutkan kalau ada keraguan dari para pemain terhadap pelatih yang telah ditunjuk sejak 2019 tersebut. Ketidakjelasan gaya bermain dan identitas permainan terus jadi pertanyaan para pemain.
Faktanya, Manchester United telah merencanakan untuk memecat Ole pada akhir musim pertamanya, menyusul kekalahan beruntun dari Everton dan Manchester City. Namun tidak ada keputusan apapun dari klub saat itu. Meskipun timnya makin membaik musim lalu dengan 21 kemenangan dan 74 poin, mereka masih jauh dari kata calon juara Liga Primer Inggris.
Pemain mulai kehilangan kepercayaan diri
Musim ini, MU mengawali musim dengan cukup baik dengan empat kemenangan beruntun. Namun cerahnya awal musim tersebut kian memudar secara dramatis. Solskjaer pun menggelar pembicaran darurat dengan Cristiano Ronaldo, Harry Maguire, Bruno Fernandes, Nemanja Matic dan Victor Lindelof. Namun saat itu pemain senior tersebut telah kehilangan kepercayaan pada pelatih mereka.
Ketegangan makin meningkat selama beberapa pekan terakhir. Dalam kemenangan 3-2 atas Atalanta di Liga Champions, Solskjaer secara terbuka ditantang oleh pemainnya dalam adu mulut yang intens. Itu menjadi indikasi kunci bahwa hubungannya dengan para pemain mulai renggang, walaupun belum sepenuhnya putus.
Konflik terbuka
Sejumlah pemain inti MU mulai menentang keputusan Solskjaer. Eric Bailly misalnya, mempertanyakan alasa Solskjaer selalu menjadikan Harry Maguire sebagai starter. Padahal bek internasional Inggris itu tidak dalam kebugaran 100 persen. Pemain lain seperti Jesse Lingard, Alex Telles dan Nemanja Matic juga tidak senang dengan perlakukan Ole musim ini.
Keraguan petinggi klub
Petinggi MU menunjukkan keraguan mereka untuk mempertahankan Solskjaer sebagai manajer. Sikap klub yang mempertahankan Ole ketika MU dibantai Liverpool 0-5 juga menjadi sorotan. Namun, di saat klub memutuskan untuk tetap bersama sampai akhir musim, nasib berkata lain. Marcus Rashford cs yang diharapkan bisa memperbaiki performanya tidak kunjung bangkit usai jeda internasional.
Gagal tambah koleksi trofi
Tiga tahun, tanpa piala. Terlepas dari kekalahan memalukan di pekan-pekan terakhirnya sebagai pelatih, itu hanya jadi pertimbangkan yang memberatkan Ole di MU. Jose Mourinho memenangkan tiga trofi. Louis van Gaal meraih Piala FA. David Moyes setidaknya Community Shield. Tapi tanpa trofi, argumen Solskjaer tidak akan berguna, meski bicara soal perkembangan tim.
MU punya kesempatan meraih gelar juara Liga Europa musim lalu. Apesnya, Setan Merah dibekuk Villarreal pada partai final.
Ketika MU mengumumkan Solskjaer telah dipecat, klub mengucapkan terima kasih atas pekerjaan yang dilakukannya sejak mengambil alih pada 2018. Sepanjang kariernya di Old Trafford, Ole tidak kunjung memberikan gelar bagi timnya.
"Manchester United mengumumkan bahwa Ole Gunnar Solskjaer telah meninggalkan perannya sebagai manajer. Ole akan selalu menjadi legenda di Manchester United dan dengan penyesalan kami telah mencapai keputusan ini," kata MU dalam pernyataan resmi mereka.