Jerman Dinilai Belum Tegas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19
Kasus infeksi Covid-19 di Jerman melonjak terutama di antara orang-orang lanjut usia
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pelaksana Tugas Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pada pemimpin-pemimpin partainya langkah-langkah yang dilakukan untuk menahan penyebaran Covid-19 di perekonomian terbesar di Eropa tersebut tidak cukup. Ia menegaskan harus ada langkah yang lebih keras yang diambil.
"Kami berada di situasi yang sangat dramatis, apa yang dilakukan sekarang tidak cukup," katanya pada pemimpin-pemimpin Partai CDU berdasarkan dua orang peserta pertemuan, Senin (22/11).
Kasus infeksi di Jerman melonjak terutama di antara orang-orang lanjut usia, kelompok pertama yang menerima vaksin Covid-19 ketika tersedia serta diantara anak-anak yang belum memenuhi syarat vaksin. Sekitar 79 persen orang dewasa di Jerman sudah menerima vaksin lengkap Covid-19. Namun sejauh ini baru 7,5 persen yang menerima vaksin booster sementara total kasus kematian akibat virus corona di Jerman mendekati 100 ribu kasus.
Jerman sudah memutuskan untuk membatasi sebagian besar kehidupan publik di daerah yang rumah sakitnya penuh oleh pasien Covid-19. Termasuk masyarakat yang sudah divaksin dan baru sembuh dari penyakit tersebut.
Namun Merkel mengatakan langkah-langkah itu tidak cukup bahkan angka vaksinasi yang tinggi tidak cukup menahan cepatnya lonjakan kasus infeksi. Ia meminta 16 negara bagian Jerman untuk mengambil langkah yang lebih ketat.
Austria yang tetangga Jerman memberlakukan peraturan pembatasan sosial penuh pada Senin. Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn memperingatkan Jerman mungkin akan mengikuti langkah tersebut.
Pada Senin Jerman mencatat 30.643 kasus infeksi Covid-19 baru dan 62 kasus kematian. Sudah 15 hari berturut-turut rata-rata kasus infeksi per 100 ribu orang berada di angka 386,5.