China Ambil Peluang Kembangkan Metaverse?

Setelah Meta, beberapa perusahaan bersiap menuju metaverse, termasuk Tencent di China

AP Photo/Tony Avelar
Karyawan Facebook mengambil foto di depan tanda Meta Platforms Inc. baru di luar kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta singkatnya, untuk mencerminkan apa yang dikatakan CEO Mark Zuckerberg adalah komitmennya untuk mengembangkan teknologi surround-yourself baru yang dikenal sebagai metaverse. Namun jejaring sosial itu sendiri akan tetap disebut Facebook.
Rep: Idealisa masyrafina/Noer Qomarian K Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada akhir Oktober 2021, Mark Zuckerberg resmi mengganti nama Facebook menjadi Meta. Dana investasi sebesar 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) pun digelontorkan untuk mulai mengembangkan dunia virtual bernama metaverse ini.

Menurut Zuckerberg, keputusan ini bukan investasi yang menguntungkan da lam waktu dekat. "Tapi, kami pada dasarnya percaya bahwa metaverse akan menjadi penerus internet seluler," ujarnya, dikutip dari Reuters.

Apa itu Metaverse?

Metaverse adalah istilah yang diciptakan dalam novel fiksi ilmiah 1992 Snow Crash untuk menggabungkan awalan "meta", yang artinya menunjukkan atau menyarankan kesadaran eksplisit tentang dirinya sendiri, dan kata "verse" untuk menggambarkan alam semesta virtual yang diakses oleh teknologi Virtual Reality (VR).

Saat ini, memang tidak ada definisi tunggal yang komprehensif dan diterima secara luas tentang apa sebenarnya metaverse. Namun, ada pemahaman umum bahwa dunia baru ini, melibatkan pengalaman tiga dimensi internet sambil menggabungkan dimensi internet yang akan menggabungkan sekaligus mengaburkan batasan antara yang nyata dan virtual.

Film Ready Player One yang disutradarai Steven Spielberg adalah salah satu rujukan yang paling memberi gambaran tentang seperti apa metaverse apabila nanti benar-benar telah berada di tingkat adopsi massal.

Film yang diproduksi pada 2018 ini, menggambarkan bagaimana dunia virtual dan dunia nyata bisa saling terhubung. Kemudian, para pemainnya memiliki avatarnya masing-masing. Mereka pun bisa berpindah dengan leluasa ke dunia virtual lalu pulang lagi ke kehidupan nyata. 

Blockchain melahirkan metaverse

Hadirnya pengembangan teknologi blockchain, yang kemudian melahirkan metaverse, merupakan peluang besar. Peluang ini bisa diambil baik bagi investor, konten kreator, maupun negara.

Seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial China, Zuo Pengfei berpendapat dalam artikelnya yang terbit pada September 2021, metaverse memberi China peluang besar dan efek revolusioner.

Dia menambahkan, negara harus mampu merebut peluang dalam persaingan global masa depan atas metaverse. "Termasuk dengan memastikan perusahaan teknologi swasta dan negara secara proaktif mengintai posisi strategis di industri metaverse," ujarnya.

Baca Juga



Namun, dalam sebuah wawancara dengan China News Network, Zuo, memperingatkan, metaverse juga memiliki gen monopoli yang melekat. Perlindungan harus dilakukan untuk menghindari dunia ini dimonopoli oleh beberapa kekuatan. Optimisme terhadap perkembangan metaverse di masa depan kini dicerminkan oleh besarnya sambutan pasar terhadap dunia yang satu ini.

Beberapa hari setelah Zuckerberg mengumumkan Facebook berganti nama, saham perusahaan yang terkait metaverse dari China, seperti pengembang gim ZQGame dan perusahaan solusi teknologi informasi (TI) Hubei Century Network Technology mengalami reli dramatis.

Raksasa media sosial Tencent, juga mengatakan perusahaannya memiliki kemampuan mengembangkan metaverse. Perusahaan gim video NetEase dan raksasa pencarian Baidu, juga langsung mendaftarkan merek dagang terkait metaverse.

South China Morning Post melaporkan tahun ini bahwa Tencent mendaftarkan banyak merek dagang terkait metaverse untuk situs sosialnya QQ. Tetapi perusahaan belum secara resmi mengumumkan rencana untuk memulai metaverse.

Tencent memiliki kemitraan strategis seperti dengan Epic Games dan platform game Roblox. Selain itu, kerajaan Tencent mencakup kantor virtual dan pembayaran seluler, sehingga akan memiliki audiens yang besar di berbagai industri.

 

Euforia berbagai pihak ini, kemudian mendapat tantangan dari media pemerintah China. Economic Daily menerbitkan sebuah komentar yang memperingatkan akan berbagai hal yang "tidak diinginkan" dari "spekulasi panas" dalam saham metaverse.

Minat China di metaverse

Minat terhadap dunia baru ini, kini juga ditunjukkan China yang telah meluncurkan grup industri metaverse pertamanya, Komite Industri Metaverse. Komite ini, berada di bawah China Mobile Communications Association (CMCA) yang diawasi negara.

Pada upacara peluncuran, Mantan Wakil Menteri Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina, Wu Zhongze bertaruh tinggi dari dunia metaverse yang baru terbentuk. Dia menjelaskan, kehadiran metaverse dan minat China terhadap tren ini bukan iseng atau jargon kosong.

INi merupakan tren penting untuk dimanfaatkan saat China berusaha memperkuat kecakapan teknologi globalnya. "Metaverse pasti akan menjadi penggerak perkembangan teknologi global dalam dekade berikutnya. Termasuk juga akan menjadi arena persaingan baru dalam ekonomi digital semua negara," kata Wu, menurut rangkuman acara oleh CMCA, dilansir dari Quartz, Senin (22/11).

Sebuah buku baru tentang metaverse juga telah diterbitkan oleh CITIC Publishing milik negara dan ditulis bersama dengan direktur eksekutif Komite Industri Metaverse, Yu Jianing. Di buku tersebut, dijelaskan tentang enam tren utama metaverse.

Di antaranya, integrasi mendalam antara ekonomi digital dan riil, data menjadi aset inti, dan globalisasi keuangan digital yang terdesentralisasi atau DeFi. Tren tersebut juga memetakan dengan rapi tujuan strategis yang dinyatakan China untuk industri internetnya. Pemerintah Cina menganggap data seba gai faktor produksi dan telah mem ba ngun infrastruktur hukum baru, untuk memastikan kontrol menyeluruh atas data dari para perusahaan teknologi.

Pemimpin Cina Xi Jinping telah mengatakan, sementara ekonomi digital itu penting, ekonomi riil adalah tetap fondasinya. Dalam pidato terpisah bulan lalu, ia juga mendesak pentingnya meng integrasikan ekonomi digital dan ekonomi riil.

Shen Yang, seorang profesor di Seko lah Jurnalisme Universitas Tsinghua men jelaskan, ia melihat potensi metaverse yang dapat membantu tujuan Xi yang ingin mengintegrasikan ekonomi nyata dan virtual. Pendapatan yang diha silkan dalam metaverse, Shen mengatakan, dalam situs berita keuangan China, Jiemian, akan dapat mengembangkan sistem ekonomi yang lebih baik ke depannya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler