Ayo Dicek, Sudah Benarkah Cara Anda Menyikat Gigi?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari dengan durasi minimal dua menit setiap kali menyikat gigi. Meski sudah mengikuti anjuran ini, sebagian orang masih berhadapan dengan masalah seperti gigi sensitif hingga plak gigi. Apa yang salah?

Dokter gigi Pavani Reddy mengatakan masalah-masalah tersebut mungkin terjadi akibat cara menyikat gigi yang salah. Salah satu kesalahan cara menyikat gigi yang harus segera diperbaiki adalah menyikat gigi terlalu kuat.

"Maskudnya adalah menyikat gigi Anda lebih keras dibandingkan yang dibutuhkan," ujar drg Reddy, seperti dikutip dari Indian Express, Sabtu (27/11).

Menurut drg Reddy, ada tiga hal yang dapat membuat seseorang menyikat gigi terlalu kuat. Salah satu di antaranya adalah tekanan berlebih dari tangan dominan yang digunakan dalam menyikat gigi.

Alasan lainnya adalah menyikat gigi lebih banyak dari yang dibutuhkan. Selain itu, sikat gigi yang disertai bulu abrasif juga dapat memicu terjadinya sikat gigi yang terlalu kuat.

"(Gerakan agresif dan bulu abrasif) adalah kombinasi yang sangat buruk," jelas drg Reddy.

Kebiasaan menyikat gigi terlalu kuat dapat mengikis email dan lapisan gigi lain. Selain itu, kebiasaan tersebut juga dapat gusi jadi menyusut atau turun.

"Ketika email hilang dan gusi menurun, lapisan lebih lunak pada gigi jadi terpapar bakteri, trauma, penumpukan plak, makanan asam, dan substansi berbahaya lain," kata drg Reddy.

Kondisi ini dapat membuat gigi menjadi lebih rentan terhadap pengeroposan gigi. Selain itu, gigi juga bisa menjadi lebih sensitif terhadap makanan dan minuman yang panas atau dingin.

Ada dua tanda yang bisa diperhatikan untuk mengetahui apakah seseorang menyikat gigi terlalu kuat. Dua tanda tersebut adalah gusi yang turun dan gigi sensitif.

"Biasanya kita harus mengganti sikat gigi setiap tiga bulan, tapi bila Anda menyikat terlalu kuat, bulu sikat gigi akan rusak lebih cepat," kata drg Reddy.

Ikuti Whatsapp Channel Republika