Kebiasaan yang Bikin Sikat Gigi Jadi Sarang Kuman

Jatuh ke lantai kamar mandi, sikat gigi bisa terkontaminasi oleh kotoran.

Republika/Prayogi
Sikat gigi. Penting untuk mengganti sikat gigi secara berkala.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa studi mengungkapkan bahwa sikat gigi dapat "dihuni" oleh lebih dari 10 juta bakteri. Temuan ini tentu terasa ironis karena sikat gigi digunakan untuk menjaga kebersihan gigi.

Beberapa contoh bakteri menjijikkan yang bisa ditemukan pada sikat gigi adalah e.coli, streptococci, dan staphylococcus. Beberapa strain e.coli dapat menyebabkan gejala seperti diare, nyeri perut, kram, serta demam ringan. Sedangkan streptococci dapat menyebabkan infeksi kulit dan dalam situasi yang sangat jarang bisa memicu sepsis.

Di sisi lain, staphylococcus biasanya berbahaya bila terpapar pada kulit yang tertusuk. Bakteri ini juga berpotensi berbahaya bila berada di area gusi yang berdarah karena kondisi tersebut memungkinkan staphylococcus untuk masuk ke dalam luka dan menyebabkan infeksi.

Menurut dokter gigi Upen Vithlani dari My Mouth, bukan hanya bakteri yang bisa ditemukan di dalam sikat gigi, tetapi juga virus dan jamur. Ada beragam cara yang bisa membuat kuman-kuman ini bersarang di dalam sikat gigi.

"Dari membiarkan sikat gigi Anda tak tertutup, membilas kloset dengan membiarkan penutupnya terbuka, atau kontaminan dari siraman kloset yang menjadi airborne yang cukup lama bertahan di permukaan kamar mandi," jelas Vithlani, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (5/10).

Baca Juga


Baca juga : Kebiasaan Kunyah Pinang di Papua yang Sehatkan Mulut

Sikat gigi yang jatuh pun bisa dengan mudah terkontaminasi oleh bakteri airborne yang menempel di lantai atau kotoran dari kaki atau feses yang tertinggal di lantai. Kuman dan kotoran tersebut kemudian bisa masuk ke dalam mulut lewat sikat gigi dan memicu masalah.

"Ada ribuan bakteri di mulut kita sehingga Anda bisa membayangkan berapa banyak yang ada di sikat gigi Anda," ujar Dr Vithlani.

Di dalam mulut memang terdapat kuman baik, namun ada pula kuman jahat yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan kuman di dalam mulut. Beberapa contoh kuman yang perlu dikurangi di dalam mulut adalah Fusobacterium nucleatum, P. Gingivalis, P. intermedia, B. forsythus, dan T. Denticola.

"Beberapa dari kuman jahat ini hanya tumbuh ketika mulut tidak bersih. Bahkan beberapa jamur hidup di mulut kita seperti Candida Albicans yang merupakan kuman oportunistik," papar Vithlani.

Penting untuk melakukan upaya untuk mencegah masuknya kuman menjijikan ke dalam tubuh melalui sikat gigi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan penutup atau tempat penyimpanan sikat gigi untuk mencegah kontaminasi.

 

 

Cara lainnya adalah menghindari berbagi sikat gigi dengan orang lain. Vithlani menjelaslkan, sikat dari bambu cenderung lebih bersih dibandingkan sikat dengan gagang plastik.

"Bambu memiliki sifat antibakteri alami dan kemampuan untuk menghalau sebagian besar bakteri," kata Vithlani.

Pastikan pula sikat gigi dicuci dan dibilas hingga bersih dengan air mengalir setelah digunakan untuk mencegah adanya sisa makanan yang tertinggal di sikat gigi. Selanjutnya, keringkan sikat gigi dengan baik dan simpan di tempat yang bersih dan kering, jauh dari kloset.

Cara-cara tersebut hanyalah beberapa teknik untuk membantu membersihkan sikat gigi dengan lebih baik. Akan tetapi, itu saja tak cukup untuk mengeradikasi penumpukan mikroorganisme di sikat gigi.

"Kiat pertahanan terbaik adalah Mengganti sikat gigi Anda secara rutin," ujar Vithlani.

Baca juga : Bupati: Pelaksanaan ANBK di Sleman Sudah Sesuai SOP Prokes

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler