Banjir Longsor di Selatan Sukabumi Putus Akses ke Geopark
Pada Sabtu (27/11) malam terjadi banjir akibat hujan deras.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana banjir dan longsor menerjang kawasan selatan Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/11) malam. Dampaknya kejadian tersebut menghambat akses masuk ke dalam kawasan Geopark Ciletuh.
''Pada Sabtu (27/11) sekita pukul 23.09 WIB terjadi banjir di beberapa titik di Kecamatan Ciemas,'' ujar Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria kepada wartawan, Ahad (28/11). Banjir tersebut terjadi di Kampung Cirangkong dan Kampung Pangrerekan Desa Ciwaru.
Selain itu menerjang Kampung Citamiang Kedusunan Ciawet, Kampung Bantarpanjang, Kampung Nyalindung dan Kampung Mekarsari, semuanya di Desa Mandrajaya. ''Bencana akibat hujan deras yang mengguyur mengakibatkan terjadinya banjir di beberapa titik sesuai lokasi kejadian,'' kata Sandra.
Sabtu malam hujan masih turun deras, petugasnya akibatnya belum bisa terjun ke lapangan. Mereka siaga di posko bencana Kecamatan Ciemas.
Selain banjir di Kecamatan Ciemas juga terjadi longsor di tiga titik berbeda. Longsor itu di Jalan Puncak Gebang akses jalan provinsi Desa Girimukti, dan longsor turunan Jalan Cimarinjung RT 02 RW 04 akses jalan provinsi Desa Ciemas.
Banjir mengakibatkan jembatan terbawa arus Sungai Cikalong yg menghubungkan Kanpung Ciuyuhan RT 02 RW 09 Desa Tamanjaya dengan Kampung Purba RT 02 RW 03 Desa Mekarsakti. Akses jalan provinsi
jalur wisata geopark yang menghubungkan Kecamatan Simpenan dan Ciemas longsor sehingga tidak bisa dilalaui kendaraan baik roda dua dan empat.
Saat ini ungkap Sandra, alat berat menuju lokasi kejadi dari URC Bina marga Provinsi Jabar. Di tempat lain bencana banjir juga menerjang Kecamatan Sagaranten pada Sabtu malam.
Banjir tepatnya terjadi di Kampung Cilimus RT 07 RW 04 Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten. Di mana hujan deras yang cukup lama dan mengakibat kan air sungai Cikaso naik ke ruas jalan sehingga kendaraan roda dua dan empat tidak bisa lewat dan arus lalulintas terganggu.
Di samping itu tanaman pertanian yakni sawah terendam sekitar 5 hektare. Sementara warga yang lewat naik perahu karet.