Pfizer Kembangkan Vaksin untuk Varian Omicron

Pfizer sudah mulai mengembangkan vaksin untuk Covid-19 varian Omicron

AP Photo/Niranjan Shrestha
Reaksi seorang gadis saat menerima suntikan vaksin Pfizer-BioNTech untuk COVID-19 di Kathmandu, Nepal, Selasa, 23 November 2021. Pfizer sudah mulai mengembangkan vaksin untuk Covid-19 varian Omicron.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer, sudah mulai mengembangkan vaksin untuk Covid-19 varian Omicron. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi jika vaksin yang tersedia saat ini tak ampuh melawan varian baru tersebut.

CEO Pfizer Albert Bourla mengungkapkan perusahaannya mulai menguji keampuhan vaksin saat ini terhadap Omiron pada Jumat (26/11) lalu. “Saya tak berpikir hasilnya adalah vaksin (saat ini) tak melindungi,” katanya saat diwawancara CNBC pada Senin (29/11).

Namun dia menyebut pengujian dapat menunjukkan bahwa vaksin yang ada saat ini hanya memiliki sedikit perlindungan terhadap Omicron. Artinya, vaksin baru perlu dibuat dan dikembangkan. “Jumat kami membuat templat DNA pertama kami, yang merupakan kemungkinan pertama dari proses pengembangan vaksin baru,” ujar Bourla.

Bourla mengungkapkan situasi yang sekarang sedang berlangsung mirip seperti awal tahun ini. Kala itu Pfizer dan mitranya, BioNTech, berusaha mengembangkan vaksin baru di tengah penyebaran cepat varian Delta. Kala itu, turut ada kekhawatiran vaksin yang sudah tersedia memiliki efikasi rendah terhadap varian tersebut.

Namun vaksin baru yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech selama 95 hari pada akhirnya tak digunakan. Sebab vaksin dengan formula sebelumnya ternyata efektif melawan Delta. Bourla mengatakan Pfizer berharap dapat memproduksi 4 miliar dosis vaksin pada 2022.

Sebelumnya BioNTech juga telah mengumumkan saat ini pihaknya tengah mengembangkan vaksin untuk melawan varian Omicron. Namun belum diungkap tentang apakah mereka akan memformulasikan ulang vaksinnya yang telah dikembangkan bersama Pfizer. “Pengembangan vaksin yang diadaptasi adalah bagian dari prosedur standar perusahaan untuk varian baru (Covid-19),” kata BioNTech dalam sebuah pernyataan pada Senin.

Akhir pekan lalu, Moderna Chief Medical Officer Paul Burton mencurigai Covid-19 varian Omicron yang kini tengah menyebar mungkin dapat menghindari keampuhan vaksin. Jika vaksin yang ada saat ini memang tak jitu menghadapi Omicron, maka diperlukan vaksin baru. “Jika kita harus membuat vaksin baru, saya pikir itu akan pada awal 2022, sebelum benar-benar tersedia dalam jumlah besar,” ucap Burton.

Dia pun cukup yakin Moderna dapat memformulasikan dan menyediakan vaksin tersebut. “Hal yang luar biasa tentang vaksin mRNA, platform Moderna, adalah kami dapat bergerak sangat cepat,” ujarnya.
 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengategorikan Omicron sebagai “variant of concern”. Artinya Omicron lebih berbahaya dibandingkan Covid-19 versi awal. Hal itu bisa karena ia lebih menular atau resistan terhadap vaksin.

Baca Juga


Menurut WHO, Omicron membawa risiko wabah global yang sangat tinggi. Kendati demikian, hingga kini WHO belum menemukan bukti valid bahwa Omicron lebih menular dibandingkan varian lainnya, seperti Delta, misalnya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler