Omicron Terdeteksi, Biden: Lockdown Belum Perlu

Perusahaan farmasi AS membuat rencana darurat menyikapi varian ini.

AP/Susan Walsh
Presiden Joe Biden.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut varian virus Corona baru, Omicron perlu menjadi concern, tapi bukan dibuat panik. Hal ini dia katakan sehari setelah Omicron terdeteksi di Amerika Utara.

Biden mengatakan, untuk saat ini, AS belum mendesak untuk mengkarantina wilayah atau lockdown di negara bagiannya oleh karena adanya varian baru tersebut. Selama warga sudah divaksinasi dan memakai masker yang taat, maka tidak perlu masyarakat menjadi panik.

Perusahaan farmasi juga tengah membuat rencana darurat oleh karena adanya varian yang telah menyebar ke beberapa negara ini. Presiden Biden tidak menampik Omicron bakal sampai ke AS. "Kami bertarung dan mengalahkan varian baru ini," ujar Biden seperti dikutip laman BBC, Selasa (30/11).

Akhir pekan lalu, AS mengumumkan pembatasan pada pelancong dari Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik, dan Malawi. Sementara Kanada, Inggris dan Uni Eropa dan negara-negara lain juga telah membatasi perjalanan dari Afrika selatan.

Pada Ahad (28/11) lalu, Kanada mengatakan varian Omicron telah ditemukan pada dua pasien yang baru saja melakukan perjalanan dari Nigeria. Kasus ketiga diumumkan pada Senin (29/11).

Biden mengatakan larangan perjalanan telah memberi waktu bagi AS untuk mempelajari varian baru ini. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menganggap Omicron sebagai "varian yang diperhatikan." Sebab masih belum jelas apakah itu terkait dengan lebih banyak penularan atau lebih banyak risiko terhadap orang yang sudah divaksin.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler