ISWAMI Sambut Positif Sikap PM Malaysia

ISWAMI berupaya keras untuk menjembatani informasi dari kedua negara.

EPA-EFE/LUKAS / INDONESIAN PRESIDENTIAL PALAC
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kiri) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan), selama konferensi pers setelah pertemuan mereka di istana kepresidenan di Bogor, Indonesia, 10 November 2021.
Red: Stevy maradona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI) Indonesia menyambut baik semangat Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, yang mendorong hubungan wartawan Malaysia dan Indonesia semakin diperkuat. 


"Kami sangat mendukung pernyataan PM Ismail Sabri Yakoob tersebut untuk memperkuat hubungan kedua negara serumpun. Pernyataan PM tersebut sangat positif," ujar Asro Kamal Rokan, Ketua ISWAMI Indonesia, Rabu (1/12) dalam rilis yang diterima Republika

Menurut Asro, sejak didirikan pada 2007 lalu, ISWAMI berupaya keras untuk menjembatani informasi dari kedua negara melalui pemberitaan, dengan tujuan saling memahami berbagai isu yang muncul. "Kedua negara memiliki latar sejarah dan kultur yang sama. Dalam tataran pemerintah, hubungan kedua negara sangat bagus, namun terkadang berbagai riak terjadi di tataran masyarakat," kata Asro.

Pada Malam Wartawan Malaysia, Selasa (30/11) di Kuala Lumpur, PM Ismail Sabri mengatakan, selain hubungan diplomatik, yang berjalan sangat baik, wartawan dapat memainkan peranan bagi kesepahaman antara negara serantau. 

"Lawatan saya ke Indonesia baru-baru ini membantu mengeratkan hubungan dengan ISWAMI. Saya percaya ISWAMI dapat memainkan peranan penting sebagai jambatan penghubung sesama wartawan kedua-dua negara," ujar  PM Ismail Sabri di hadapan para wartawan Malaysia.

Ketika berkunjung ke Jakarta, sehari sebelum bertemu Pressiden Joko Widodo, PM Ismail Sabri mengadakan pertemuan dengan 15 Pemimpin Redaksi media utama Indonesia untuk berbincang santai  Selasa (9/11) sore di Ballroom Ritz Carlton Hotel.

Selanjutnya, Ismail Sabri mengatakan, wartawan adalah mata dan telinga, yang dapat membantu pemerintah untuk memastikan kelangsungan pembangunan untuk rakyat. "Media boleh membuat teguran yang bernas dan berasas bagi membantu pemerintah menyampaikan yang terbaik kepada rakyat," ujarnya.

Kepada media Malaysia, Ismail Sabri setuju menetapkan tanggal 29 Mei setiap tahun sebagai Hari Wartawan Nasional (HAWANA). 

Penetapan 29 Mei merupakan tanggal edisi pertama penerbitan surat kabar Utusan Melayu, 29 Mei 1939.  Pada 2018 lalu untuk pertama kalinya HAWANA diselenggarakan di Kuala Lumpur.   Ketua penyelanggara, Dt Zulkefli Salleh saat itu berharap HAWANA menjadi kalender tetap setiap tahun. Namun karena kondisi politik, harapan itu tidak terlaksana. Sejumlah tokoh pers Indonesia hadir saat itu antara lain Ketua Dewan Kehormatan Ilham Bintang dan Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Bangun, Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers Agus Sudibyo. 

Wartawan senior Malaysia, Tan Sri Johan Jaaffar, dalam orasinya saat itu, dengan kritis meminta pemerintah dan media berunding untuk memperkuat kebebasan pers di Malaysia.  "Berilah ruang sebanyaknya kepada wartawan supaya mereka dapat bekerja dengan bebas ketika menjalankan tugas di lapangan tanpa ragu dan takut, dalam menyuarakan kritikan,” tegasnya.

sumber : Rilis
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler