Mengapa Cinta Anak Istri Dikaitkan Cinta kepada Allah SWT?

Cinta kepada anak dan istri tak boleh mengalahkan cinta kepada Allah SWT

Republika/Yogi Ardhi
Cinta kepada anak dan istri tak boleh mengalahkan cinta kepada Allah SWT. Ilustrasi anak dan istri
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasa cinta terhadap anak dan istri juga merupakan bentuk kecintaan kepada Allah ﷻ. 

Baca Juga


Dalam bukunya yang berjudul "Tuntunan Generasi Muda" terbitan Risalah Nur, ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan bahwa mencintai anak juga merupakan cinta karena Allah ﷻ. Hal itu dengan mendidik anak dengan penuh kasih sayang lantaran mereka merupakan karunia  Tuhan Yang Mahapenyayang dan Pemurah," kata Nursi.  

Menurut dia, bukti yang menunjukkan bahwa cinta tersebut demi Allah ﷻ adalah bersabar disertai rasa syukur dan tidak putus asa ketika ditimpa musibah, terutama ketika sang anak meninggal. "Bahkan harus pasrah dalam menerima ketetapan ilahi," jelas Nursi.

Misalkan orang tua berkata, “Anak ini adalah makhluk yang dicintai Sang Pencipta dan menjadi milik-Nya. Untuk sementara waktu, Dia mengamanahkan kepadaku. Namun sekarang, kebijaksanaan-Nya memutuskan untuk mengambilnya dariku ke tempat yang lebih baik. Jika ada satu bagian dari jasaku yang tampak padanya, Allah ﷻ memiliki ribuan jasa hakiki terhadapnya. Karena itu, sudah selayaknya pasrah menerima ketentuan Allah ﷻ." 

Terkait dengan cinta kepada istri yang menjadi pendamping hidup, Nursi menyarankan agar mencintainya lantaran ia adalah salah satu hadiah rahmat Ilahi yang demikian halus dan lembut.  

"Jangan menggantungkan kecintaanmu hanya karena kecantikan lahiriah yang  bersifat sementara. Tetapi, ikatlah cintamu dengan kecantikan yang tidak akan pernah pudar, yaitu keindahan akhlak dan perangai mulia yang tertanam dalam jiwa keperempuanannya," jelas Nursi.  

Menurut Nursi, keindahan seorang istri yang paling berharga dan manis adalah kasih sayangnya yang tulus dan bersinar. Kasih sayang yang indah dan akhlak yang baik tersebut akan berlanjut dan terus bertambah hingga akhir hayatnya. 

"Dengan mencintai kasih sayang dan akhlaknya, seluruh hak dari makhluk yang halus dan lemah ini akan terpelihara. Jika tidak, hak-haknya akan hilang, pada saat ia sangat membutuhkannya, seiring dengan hilangnya kecantikan lahiriah tersebut," kata Nursi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler