Indonesia Penderita Diabetes Terbanyak Kelima Dunia

Jumlah orang dengan diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Petugas Novo Nordisk Indonesia mengecek kadar gula dalam darah warga dalam layanan gratis memperingati Hari Diabetes Sedunia di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Secara global, diperkirakan terdapat 537 juta orang yang menderita diabetes. Dengan jumlah tersebut, kurang lebih satu dari 10 orang di seluruh dunia hidup dengan diabetes.

Baca Juga


Angka ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 643 juta pada 2030 dan 784 juta pada 2045 apabila tidak dilakukan tindakan intervensi. Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI), Ketut Suastika mengatakan, jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta pada 2019, menjadi 19,5 juta pada 2021.

"Tahun ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, naik dari peringkat ketujuh di tahun 2019," kata dia dalam keterangan, Sabtu (4/12).

Jumlah orang dengan diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta. Namun, hanya 2 juta yang telah terdiagnosis dan mendapatkan pengobatan. "Pencegahan diabetes dan komplikasinya, serta diagnosis dan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem kesehatan," ujarnya.

Namun, masih banyak permasalahan seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat, adanya stigma penyakit kronis, dan misinformasi mengenai diabetes. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap diabetes masih menjadi tantangan utama yang menyebabkan semakin tingginya jumlah orang diabetes yang tidak terdiagnosis.

"Dan ini dapat mengakibatkan kadar glukosa darah tidak terkontrol dan akibatnya mengakibatkan berbagai komplikasi,” tambah Suastika.

Guna mendorong masyarakat memahami diabetes, Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Novo Nordisk Indonesia dan Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia meluncurkan chatbot dan iklan layanan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap diabetes. Peluncuran ini juga merupakan bagian dari peringatan Hari Diabetes Sedunia dan 100 tahun penemuan insulin.

Dengan diluncurkannya 'TanyaGendis' sebuah chatbot WhatsApp yang menyediakan berbagai informasi mengenai diabetes diharapkan dapat membantu masyarakat memahami risiko diabetes masing-masing. Gendis adalah singkatan dari 'ceGah dan kENDali DIabeteS'.

TanyaGendis diluncurkan langsung oleh, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin Jumat (3/12). Selain TanyaGendis, Menkes juga meluncurkan iklan layanan masyarakat dalam acara Health Business Gathering 2021 di Bali. "Untuk mengakses TanyaGendis, masyarakat dapat menghubungi nomor 081280005858 melalui WhatsApp. Sejumlah iklan layanan masyarakat juga akan dipasang di berbagai platform digital dan tempat umum," kata Budi.

Dalam iklan layanan tersebut juga mengajak masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat guna mencegah diabetes sebelum terlambat. Chatbot dan PSA merupakan implementasi dari nota kesepahaman antar pemerintah (G2G MoU) antara Indonesia dan Denmark tentang kerja sama kesehatan.

 

Duta Besar Denmark untuk Indonesia, HE Lars Bo Larsen mengatakan, chatbot dan iklan layanan masyarakat merupakan sebuah tindakan nyata dari perjanjian kerja sama antara Indonesia dan Denmark. "Kami meyakini bahwa chatbot dan iklan tersebut akan terus memotivasi masyarakat untuk secara aktif mengalahkan diabetes. Ke depannya, kami akan mempercepat kerja sama di bidang kesehatan dengan Indonesia untuk meningkatkan," ujarnya.

Sementara Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty mengatakan, “Bersama dengan Kemenkes dan PERKENI, kami akan meningkatkan akses edukasi mengenai diabetes kepada masyarakat di seluruh Indonesia demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, penderita diabetes, dan meningkatkan pencegahannya.

"Kami mengembangkan TanyaGendis yang merupakan sebuah chatbot virtual yang tersedia dalam WhatsApp karena kami ingin memudahkan semua masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai diabetes," terangnya.

Selain itu, iklan layanan masyarakat juga akan disebarluaskan melalui berbagai media sosial dan tempat umum untuk menjangkau masyarakat, termasuk generasi muda. Sehingga mereka dapat menjalani gaya hidup yang lebih baik dan mencegah diabetes sejak dini.

"Penyebaran informasi melalui berbagai platform merupakan strategi kami untuk meningkatkan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi digital. Kami percaya bahwa chatbot dan iklan layanan masyarakat mengenai diabetes ini akan mengedukasi dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan mereka," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler