Vaksin Saja tak Cukup, Ini Cara Tepat Cegah Omicron

Disiplin prokes dan vaksin masih menjadi kunci utama cegah Omicron

Siloam
Siloam Hospital Group (SHG). Siloam Hospitals berupaya melakukan pencegahan meluasnya Covid-19 varian Omicron lewat edukasi secara menyeluruh yang disiarkan sekaligus secara bersamaan melalui tiga akun live Instagram, yaitu Siloam Hospitals, Siloam Hospitals Lippo Village dan Siloam Hospitals Surabaya.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penelitian untuk memahami lebih jauh mengenai varian baru virus corona, yakni varian B.1.1. 529 atau varian Omicron masih diupayakan para peneliti dunia. Sejumlah aspek penelitian dilakukan pada tingkat infeksi dan gejala; termasuk efektivitas vaksin dan efektivitas pengobatan. 

Baca Juga


Tes diagnostik dilakukan agar upaya pencegahan penyebaran optimal. Selain itu, Badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), memberikan sejumlah rekomendasi tindakan untuk negara dan individu agar melakukan langkah-langkah pencegahan varian Omicron.

Siloam Hospitals berupaya melakukan pencegahan lewat edukasi secara menyeluruh yang disiarkan sekaligus secara bersamaan melalui tiga akun live Instagram, yaitu Siloam Hospitals, Siloam Hospitals Lippo Village dan Siloam Hospitals Surabaya. 

Edukasi bincang kesehatan bertajuk "Sudah Vaksin, Masih Bisa Kena Omicron? ini diikuti dua narasumber, Dr.dr Allen Widysanto Sp.P-FAPSR  dokter Spesialis Paru dari Siloam Hospital Lippo Village dan dr Diane Lukito Setiawan Sp.PK., dokter Spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospital Surabaya. 

Dr. Diane Lukito Setiawan Sp.PK., secara umum menyampaikan, virus memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidupnya melalui sistem mutasi, yaitu dengan meloloskan diri dari sistem imun yang ada pada tubuh manusia ataupun antibodi yang di dapat melalui vaksinasi. 

Akan kemampuan virus SARS-CoV2 varian Omicron ini, dikatakan Diane Lukito, dunia kedokteran dan Patologi Klinik masih mempelajari dengan teliti. "Sifatnya yang cenderung me- Reinfeksi cepat pada pasien pasien survivor atau yang pernah terkena paparan Covid-19," imbuh Diane Lukito.

"Hingga saat ini, upaya pencegahan yang paling optimal melalui target vaksinasi dengan dosis penuh tercapai di masyarakat  diiringi pelaksanaan Protokol Kesehatan secara berkelanjutan. Adapun tes PCR masih merupakan 'golden standard' dalam mendeteksi virus SarsCov-2 dan beberapa virus lainnya seperti HIV dan Hepatitis, namun untuk mendeteksi sejumlah varian- Covid-19 yang ada, perlu tindakan lanjutan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan pada spesimen dengan hasil PCR positif," ungkap Diane menambahkan. 

Dari edukasinya, Diane Lukito mengingatkan akan variasi respon terhadap vaksin, antibodi bahkan paparan virus Omicron pada setiap manusia memang cenderung berbeda. "Namun, mekanisme immune escape pada virus (Omicron) ini yang terus diteliti ahli. Untuk sementara, vaksin booster bagi banyak 'kalangan' seperti kalangan medis dan kalangan yang rentan dirasa perlu bahkan penting" tegasnya.

Pada akhir edukasi, Diane mengingatkan pencegahan maupun pengobatan atas paparan Corona Omicron ini kembali ke setiap individu. "Sangat tergantung dari setiap individu di periode Pandemi Covid-19 ini dalam menjalani periode pandemi. Kuncinya agar tetap bisa aktivitas adalah disiplin protokol kesehatan lalu perkuat sistem imun dengan vaksinasi, makan makanan bergizi, tidur yang cukup dan olahraga teratur, dan segera melakukan pemeriksaan bila didapatkan gejala" pungkas Diane Lukito.

 

Gejala sistemik

Di kesempatan selanjutnya, Dr.dr Allen Widysanto Sp.P-FAPSR menilai akan varian Omicron 'disinyalir' transmisinya beberapa kali lipat lebih cepat dari varian lainnya, dengan kecenderungan yang dirasakan adalah Gejala Sistemik seperti pusing dan sakit kepala dibandingkan gejala Repirasi seperti batuk, pilek hingga hilang penciuman.

"Pada prinsipnya tatalaksana pasien terpapar covid-19 varian Omicron sama dengan sejumlah varian  yang telah muncul sebelumnya. Akan hal tersebut, penelitian dan observasi masih terus berlanjut pada dunia kedokteran khusus nya tentang varian Omicron ini. Salah satu contoh di benua Afrika, paparan virus yang terus meningkat dengan presentasi paparan pada anak usia 9-12 tahun yang cukup tinggi, " ungkap Allen Widyasanto.

Terkait upaya dan hasil penelitian serta efektivitas vaksin, disampaikan Doktor Allen Siloam Hospitals Group terus melakukan studi dengan para ahli spesialis yang melibatkan para perawat dan pihak terkait tentang titer antibodi yang didapat setelah mendapatkan vaksin.

Efektivitas vaksin masih dinilai efektif walaupun kesembuhan seorang pasien Covid-19 adalah 'multi factoral'. "Di kesempatan ini saya ikut mengingatkan bahwa vaksin adalah salah satu integral pentingnya," pungkas doktor Allen. 

Cara Mencegah Covid-19 Varian Omicron Menurut WHO :

Dilansir dari laman resmi WHO, langkah yang paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi infeksi dan mencegah Covid-19, termasuk varian Omicron adalah:

Menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain.

Memakai masker dengan benar.

Membuka jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam ruangan.

Menghindari ruangan yang ramai dan bervintilasi buruk.

Mencuci tangan dengan sabun dan air.

Menerapkan etika bersin dan batuk.

 

Mendapatkan vaksin Covid-19 hingga dosis penuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler