Bolsonaro Tolak Persyaratan Vaksinasi untuk Masuk ke Brasil
Presiden Jair Bolsonaro menentang penggunaan paspor vaksin dan syarat wajib vaksin
REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemerintah Brasil mengizinkan pendatang yang tidak divaksinasi masuk ke negaranya, dengan syarat harus menjalani karantina selama lima hari dan hasil tes negatif Covid-19. Presiden Jair Bolsonaro menentang penggunaan paspor vaksin dan syarat wajib vaksin bagi pendatang dari luar negeri.
Bolsonaro mengkritik regulator kesehatan Brasil, Anvisa, karena mengusulkan paspor vaksinasi untuk pelancong yang datang dari luar negeri. Paspor vaksinasi tersebut bertujuan untuk membantu mencegah penyebaran varian virus corona.
“Anvisa ingin menutup wilayah udara negara. Namun sekarang tidak lagi,” ujar Bolsonaro.
Menteri Kesehatan Marcelo Queiroga mengatakan Brasil tidak akan mendiskriminasi orang yang tidak divaksinasi dengan mengadopsi aturan paspor vaksin seperti negara lain. Menurutnya Brasil akan mengharuskan pelancong yang tidak divaksinasi untuk dikarantina dan menjalani tes Covid-19. Namun dia tidak memberikan rincian tentang bagaimana hal itu akan diterapkan.
Anvisa bulan lalu mengusulkan agar pemerintah mengadopsi paspor vaksinasi untuk pendatang yang masuk ke Brasil. Akan tetapi pemerintah belum memutuskan masalah tersebut. Bolsonaro telah berulang kali menyerang proposal tersebut.
Mahkamah Agung pada Senin (6/12) memberi waktu 48 jam bagi para eksekutif untuk menjelaskan mengapa paspor vaksinasi belum diadopsi. Pekan lalu, atas saran Anvisa, pemerintah menangguhkan penerbangan dari enam negara di Afrika selatan di tengah merebaknya varian omicron.
Bolsonaro merupakan orang yang skeptis dengan vaksinasi. Sejauh ini, Bolaonaro belum mendapat suntikan Covid-19. Namun hal ini tidak memengaruhi keinginan orang Brasil untuk divaksinasi. Jumlah orang dewasa Brasil yang telah menerima vaksinasi Covid-19 saat ini mencapai lebih dari 85 persen.
Bolsonaro mengulangi kritiknya terhadap vaksin Covid-19. Dia mengatakan orang yang telah menerima vaksinasi masih dapat terinfeksi, termasuk menyebarkan virus corona, dan meninggal karena Covid-19. Bolsonaro juga meremehkan varian baru, omicron. Dia menyebut ada ribuan virus dan pandemi telah berakhir.