Menerka Prospek Mobil Hybrid di Masa Depan

PMK 41 membuat kendaraan ramah lingkungan bisa ditawarkan lebih murah.

SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Pengunjung mengamati mobil listrik Tesla Model X yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Sejumlah pabrikan menawarkan opsi produk ramah lingkungan baik itu dalam format kendaraan hybrid maupun kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).
Rep: Eric Iskandarsjah Z Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia terus mendorong pertumbuhan pasar kendaraan ramah lingkungan. Sejumlah pabrikan menawarkan opsi produk ramah lingkungan baik itu dalam format kendaraan hybrid maupun kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).

Terlebih, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 141/PMK.010/2021 membuat kendaraan ramah lingkungan bisa ditawarkan dengan harga yang lebih murah, terutama untuk kendaraan hybrid. Namun, tiap pabrikan tentu perlu mempertimbangkan sejumlah strategi untuk memilih mengembangkan produk hybrid atau BEV atau bahkan menawarkan semua opsi itu.

Baca Juga


Pabrikan yang telah memasarkan kendaraan hybrid di Indonesia adalah Mitsubishi. Kendaraan hybrid yang ditawarkan oleh pabrikan Jepang itu adalah Outlander PHEV atau plug in hybrid electric vehicle.

President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Naoya Nakamura mengatakan, Mitsubishi memahami bahwa implementasi dari regulasi pemerintah ini bertujuan untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan di masa yang akan datang.

"Kami akan selalu mematuhi dan terus berupaya mengembangkan kendaraan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku dari pemerintah Indonesia. Dukungan serta komitmen kami dalam mengakselerasi penggunaan kendaraan ramah lingkungan juga telah kami lakukan melalui program yang disebut dengan Start Now Project," kata Naoya Nakamura kepada Republika beberapa waktu lalu.

Start Now Project sendiri merupakan salah satu umbrella project yang dihadirkan sebagai bentuk komitmen MMKSI untuk lingkungan. Project ini pun dilahirkan persis bersamaan dengan peluncuran Outlander PHEV.

Selain menghadirkan kendaraan hybrid, project ini juga meliputi kerja sama studi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan menghadirkan sejumlah charging station.

"Selanjutnya, dengan adanya ubahan pajak kendaraan maka kami akan menyiapkan kendaraan sesuai dengan regulasi yang berlaku dan menyusun strategi untuk produk Mitsubishi kedepan yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.


Salah satu pabrikan yang berkomitmen untuk menawarkan seluruh opsi itu adalah Toyota. Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy mengatakan, beragam opsi kendaraan ramah lingkungan itu ditawarkan lewat brand Toyota dan Lexus.

"Kami menghadirkan line up yang sangat beragam sesuai kebutuhan masyarakat. Sehingga, konsumen bisa leluasa untuk memilih produk dengan elektrifikasi seperti apa baik itu hybrid maupun BEV," kata Anton kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.

Dengan adanya ubahan skema pajak, maka masyrakat pun bisa lebih dimudahkan dalam memiliki kendaraan ramah lingkungan. Ubahan skema pajak itu telah berdampak pada penurunan harga produk hybrid Toyota secara signifikan.

Contohnya, untuk produk Corolla Altis Hybrid, harganya turun hampir Rp 90 juta, Camry Hybrid turun sekitar Rp 80 juta sedangkan Corolla Cross Hybrid turun sekitar Rp 15 juta.

Secara historis, TAM pertama kali menghadirkan kendaraan hybrid melalui Toyota Prius Hybrid pada 2009 dan Lexus LS600h pada 2010. Sejak saat itu, kehadiran kendaraan hybrid di Indonesia juga mendapat respons yang positif.

Untuk Corolla Cross Hybrid misalnya, penjualan kendaraan elektrifikasi yang diluncurkan Toyota pada 2020 cukup positif. Dalam kurun waktu kurang dari enam bulan sejak peluncuran resminya, Toyota berhasil memasarkan Corolla Cross Hybrid sebanyak 652 unit dan 1.070 unit selama 2021 atau meningkat 64 persen dibanding tahun sebelumnya.

Artinya, penjualan Corolla Cross Hybrid memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota yang hingga 2021 telah mencapai 4.975 unit. Selama tahun 2021 dengan periode Januari hingga September, penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota menyentuh angka 1.409 unit.

“Dari total 4.975 unit kendaraan elektrifikasi Toyota yang sudah dipasarkan sejak 2009, kontribusi menurunkan emisi CO2-nya mencapai 300 ribu gram untuk per kilometernya. Kami optimis, penerapan regulasi karbon ini akan makin meningkatkan kontribusi bagi penurunan emisi CO2 dari keberadaan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia karena harganya semakin kompetitif bagi pelanggan,” ujarnya.

Seluruh capaian ini pun membuat Toyota percaya diri untuk mulai memproduksi kendaraan hybrid di Indonesia pada 2022 dan melakukan penyegaran lewat New Camry Hybrid pekan lalu.

Untuk pabrikan Eropa, Mercedes Benz pun telah menawarkan produk hybrid lewat produk E 300 e EQ Power. Namun, Deputy Director Sales Operation and Product Management PT Mercedes Benz Distribution Indonesia (MBDI), Karyanto Hardjosoemarto mengatakan, saat ini keberlanjutan nasib produk itu di Indonesia akan terus dikaji.

"Harga terbaru untuk E 300 e EQ Power masih menunggu antrian pengujian emisi. Bagaimanapun hasilnya, kami akan terus melakukan kajian soal keberlanjutan penjualan produk itu di Indonesia. Karena, kami juga harus menyesuaikan dengan strategi global Mercedes Benz dalam menghadirkan produk yang lebih ramah lingkungan," kata Karyanto kepada Republika.

Sembari melakukan kajian soal masa depan hybrid, Mercedes Benz juga telah bersiap untuk menghadirkan BEV di Indonesia. Rencananya, langkah itu akan diawali dengan peluncuran BEV pada tahun depan.

Langkah serupa pun dilakukan oleh BMW. Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania mengatakan, BMW akan meluncurkan tiga BEV sekaligus pada tahun depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler