Angin Kencang, 200 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Maninjau

Sebanyak 200 ton ikan di keramba jaring apung Danau Maninjau mati mendadak.

Antara/Iggoy el Fitra
Warga memotret ikan yang mati di tepi Danau Maninjau, Nagari Bayur, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Jumat (5/2/2021). Kejadian serupa kembali terulang pada Senin (6/12).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Sekitar 200 ton ikan jenis nila dan mas di keramba jaring apung Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat mati mendadak. Hal itu terjadi akibat angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu pada Senin (6/12).

Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjungraya, Asrul Deni Putra di Lubukbasung, Ahad, mengatakan, kematian 200 ton ikan itu tersebar di dua nagari yakni, Nagari Tanjung Sani sebanyak 50 ton dan Nagari Koto Kaciak 150 ton. Di Nagari Tanjung Sani, insiden tersebar di Jorong Muko Jalan, Jorong Batu Nanggai, Jorong Galapuang dan Jorong Pandan.

"Ini data sementara yang saya peroleh dari petani dan ikan itu berasal dari ratusan petak keramba jaring apung milik 150 orang," katanya.

Asrul mengatakan, ikan jenis nila dan mas itu mati akibat angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu. Peristiwa alam itu menyebabkan terjadi pembalikan air di dasar danau vulkanik tersebut.

Baca Juga


Pembalikan air menyebabkan sisa pakan di dasar danau yang mengandung amoniak terangkat ke atas dan membuat ikan keracunan. Setelah itu, ikan di dalam keramba jaring apung mengalami pusing dan mati.

Foto udara kondisi ikan-ikan yang mati di keramba jaring apung (KJA), Linggai, Danau Maninjau, Kab.Agam, Sumatra Barat, Jumat (7/2/2020). Insiden yang sama terulang pada Senin (6/12/2021)- (Antara/Iggoy el Fitra)


"Beberapa jam, bangkai ikan mengapung ke permukaan danau," katanya.

Asrul mengimbau petani untuk segera memanen ikan dan memindahkan ke kolam air tenang, agar tidak mati karena curah hujan masih tinggi dan beresiko untuk kematian ikan. Sebelumnya, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam mengimbau agar petani untuk menunda menebar bibit ikan dari September sampai Januari.

Pada bulan itu, menurut Asrul, curah hujan disertai angin kencang berpotensi melanda daerah itu. Alhasil, oksigen akan berkurang dan ikan akan mati.

"Kami telah memasang papan imbauan di sekitar Danau Maninjau," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler