Bulog Serap 17 Ribu Ton Jagung Petani

Penyerapan jagung dalam negeri dilakukan Bulog di empat wilayah.

ANTARA/Irwansyah Putra
Petani memanen jagung kualitas unggul (ilustrasi). Perum Bulog menyatakan telah menyerap 17 ribu ton jagung produksi dalam negeri.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan telah menyerap 17 ribu ton jagung produksi dalam negeri. Langkah ini sesuai penugasan dari pemerintah kepada Bulog untuk penyediaan pasokan dari produksi dalam negeri.

Penyerapan jagung dalam negeri dilakukan Bulog di empat wilayah sentra produksi jagung di Indonesia. Keempat sentra itu di Provinsi Lampung sebanyak 860 ton, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 6.694 ton, Provinsi Jawa Barat sebanyak 236 ton dan Provinsi Jawa Timur sebanyak 9.215 ton.

"Dari target 30 ribu ton penyediaan dan penyaluran jagung, Bulog sudah menyepakati kontrak penyerapan jagung ini sebanyak 30.500 ton dan dari jumlah kontrak tersebut sudah masuk sebanyak 17 ribu ton ke Bulog dan juga sudah langsung disalurkan kepada peternak atau koperasi peternak sebanyak 16,5 ribu ton," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal dalam keterangannya, Rabu (15/12).

Ia menjelaskan, Bulog mendapatkan penugasan untuk penyediaan dan penyaluran jagung bersubsidi pada peternak sasaran melalui koperasi yang ditunjuk sesuai harga jual jagung kepada peternak yang sudah ditetapkan oleh presiden. Tingginya harga jagung di petani ini diharapkan mencerminkan kesejahteraan petani jagung, namun disisi lain berdampak kepada ribuan peternak mandiri yang kelimpungan dengan kenaikan harga pokok produksi.

Karena itu, Bulog mendapat penugasan penyediaan pasokan dan penyaluran jagung tersebut dengan selisih harganya akan dibiayai pemerintah sebagai subsidi ke peternak sasaran. "Menjaga harga petani untuk membuat petani tetap tersenyum dan menyiapkan bahan baku pada harga yang wajar bagi peternak adalah tugas publik pemerintah yang akan dilaksanakan secara tuntas oleh Bulog," ujar dia. 

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler