Varian Omicron dan Ketar-Ketir Liga Primer Inggris
Leicester bahkan sudah melaporkan sembilan pemain yang terpapar Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyelenggara Liga Primer Inggris kembali berhadapan dengan masalah serius. Masih seputar virus korona, kali ini varian baru bernama omicron membuat kompetisi kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth itu perlahan berada di ujung tanduk.
Pada Maret 2020 silam, Liga Primer tak mempunyai pilihan selain menunda gelaran kompetisi musim 2019/2020 selama kurang lebih tiga bulan. Setelah kembali bergulir pun, seluruh pertandingan berjalan tanpa kehadiran penonton.
Kompetisi lain seperti Euro 2020 pun terpaksa ditunda satu tahun. Begitu juga dengan hajatan olahraga akbar seperti Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
Kini, hal serupa kembali ke permukaan karena beberapa pertandingan sudah ditunda. Laga pekan ke-17 yang mempertemukan Manchester United (MU) kontra Brentford pada Rabu (15/12) lalu terpaksa tidak berjalan sesuai rencana akibat pemain dan staf The Red Devils terpapar Covid-19.
MU terpaksa menutup tempat latihan klub di Carrington sejak Senin lalu. Meski demikian, manajemen tim memutuskan untuk membuka kembali aktivitas skuad utama menjelang pertandingan berikutnya pada akhir pekan ini.
Terbaru, giliran pertandingan Watford melawan Burnley pada Kamis (16/12) kena getahnya. Belum jelas jadwal susulan dua pertandingan tersebut. Yang pasti, tren kenaikan kasus positif Covid-19 perlu menjadi perhatian.
Kekhawatiran mulai ditunjukkan klub-klub peserta yang meminta penyelenggara Liga Primer Inggris mengambil tindakan taktis guna menyelamatkan kompetisi sekaligus melindungi para perangkat pertandingan.
Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers meminta penyelenggara Liga Primer Inggris menunda pertandingan yang mempertemukan timnya dengan Tottenham Hotspur, Jumat (17/12) dini hari WIB.
Ia khawatir di tengah peningkatakan kasus Covid-19 di Inggris, memengaruhi keselamatan tim masing-masing. Leicester bahkan sudah melaporkan sembilan pemain yang absen akibat terpapar Covid-19 dan cedera.
"Sayangnya kami tidak mendapat dispensasi. Ini sangat mengecewakan. Sebagai tim dan klub, kami ingin selalu mendukung segala keadaan, tapi kami juga butuh dukungan di tengah situasi ini," kata Rodgers seperti dilansir BBC Sport International, Kamis (16/12).
Rodgers menyampaikan, pihaknya tidak punya banyak pilihan ketika mendapati para pemain tim utama mendapat cedera. Kemudian, ia juga tidak bisa berbuat apapun selain menyerahkannya kepada tim medis ketika anak buahnya terpapar virus.
"Kami tidak bisa melakukan rotasi pemain yang sudah keluar," ujarnya.
Penyelenggara liga mengumumkan setidaknya ada 42 kasus Covid-19 yang dialami oleh pemain dan staf klub Liga Primer Inggris. Ini merupakan kasus tertinggi yang terhitung selama sepekan sejak pandemi menghajar dunia mulai Maret 2020 lalu.
Baca juga : Fauci: Booster Bisa Lawan Omicron, Tapi Kasus Menyebar Cepat
Dalam laporan Daily Mail, Kamis (16/12), klub-klub meminta ada vaksin tambahan atau booster untuk pemain dan staf. Akan tetapi, hal ini berbenturan dengan kebijakan pemerintah Inggris yang mengharuskan dosis vaksin ketiga baru boleh diberikan tiga bulan setelah suntikan kedua.
Berdasarkan data per Oktober 2021, hanya 68 persen pemain di Liga Primer Inggris yang sudah menerima vaksin dosis kedua. Ini menjadi rintangan besar bagi panitia kompetisi untuk menunjukkan sikap tegas.
Di satu sisi, muncul rencana liga Inggris akan ditunda seperti yang sudah pernah terjadi tahun lalu. Namun masalahnya, pada 2022 mendatang akan ada perhelatan akbar Piala Dunia 2022 yang rencananya digelar pada November tahun depan.
Akan tetapi, wacana ini masih perlu digodog oleh pemangku kebijakan mengingat para pemain harus melakukan persiapan bersama negara masing-masing agar bisa tampil di Piala Dunia.