Omicron Masuk Indonesia, Bahlil: Kepercayaan Investor Masih Tinggi
Bahlil optimistis target realisasi investasi Rp1.200 triliun pada 2022 tercapai.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyakini kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia masih tinggi, meski varian baru Covid-19, Omicron, sudah ditemukan di Tanah Air.
"Di Indonesia, sekalipun alami pandemi Covid-19, trust investor khususnya FDI (investasi asing langsung) itu tinggi sekali," katanya seusai acara Penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi PMA/PMDN dengan UMKM di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Tingginya kepercayaan investor itu dibuktikan dengan keseriusan mereka untuk mengeksekusi perizinan-perizinan yang telah diperoleh. Bahlil mencontohkan, salah satunya yakni investasi PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, yang terhalang oleh tumpang tindih lahan sehingga harus mangkrak.
Namun, justru saat Covid-19 melanda, pada triwulan I 2020, proyek tersebut bisa benar-benar terrealisasi.Mantan Ketua Umum Hipmi itu pun memastikan tidak ada rencana investasi yang mundur, khususnya rencana-rencana investasi yang sudah investor sampaikan.
"Rencana investasi yang mereka sampaikan kepada kami, tidak ada satupun yang diundur," katanya.
Bahlil menambahkan, masalah investasi ibarat seni untuk meyakinkan dan merayu seseorang. Ia pun meyakini, atas dasar komunikasi dan pendekatan yang dilakukan tim Kementerian Investasi, tidak ada keraguan investor untuk menanamkan modal di Tanah Air.
"Ini persoalan seni dalam meyakinkan, seni untuk merayu. Saya punya keyakinan atas dasar data dan hasil komunikasi, pendekatan oleh tim Kementerian Investasi, dengan tim investor insya Allah tidak ada keraguan. Ada keraguan, tapi tidak banyak," katanya.
Bahlil juga optimis target realisasi investasi sebesar Rp1.200 triliun pada 2022 mendatang akan dapat dipenuhi, dengan catatan kasus Covid-19 bisa dikendalikan."Saya yakin target Rp1.200 tercapai, syaratnya Covid-19 bisa terkendali. Jangan seperti saat Delta," pungkas Bahlil.
ac