Ijtima Ulama Tepis Tudingan Dukungan ke Sandiaga Uno Rekayasa

Forum Ijtima Ulama dan PII menegaskan tidak ada rekayasa dalam mendukung Sandiaga Uno

Istimewa
Forum Ijtima Ulama dan Pemuda Islam Indonesia mendukung Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Capres 2024. (foto: ilustrasi)
Rep: Rizkyan Adiyudha Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Forum Ijtima Ulama dan Pemuda lslam Indonesia (PII) Arif Fahrudin menanggapi tudingan rekayasa dukungan Ijtima Ulama untuk Sandiaga Uno. Menurutnya, dukungan tersebut murni aspirasi keumatan.

Baca Juga


"Saya tidak paham dengan pernyataan rekayasa. Ini benar-benar aspirasi keumatan pimpinan para ulama, kyai dan pemuda Islam," kata Arif Fahrudin dalam keterangan, Ahad (19/12).

Arif mengatakan, sudah hal biasa jika para ulama dan pemuda islam membicarakan berbagai hal kebangsaan. Dia melanjutkan, salah satunya terkait dukungan Ijtima Ulama untuk Sandiaga Uno yang dinilai menjadi pandangan terbaik.

Menurutnya, Sandiaga dipilih karena mewakili sosok milenial yang bijaksana, tidak memiliki masalah keagamaan, terbuka dengan para ulama hingga santri. Dia mengatakan, mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu juga dinilai juga memiliki pengalaman politik yang cukup.

"Sandiaga selama ini terbuka dengan para ulama dan santri. Programnya pun menyasar para santri. Itu yang membuat ulama dan pemuda islam menilai Sandiaga bisa diterima semua kalangan," katanya.

Arif menjelaskan, aspirasi ulama untuk mendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu saat ini sudah dilaksanakan di dua provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dia menilai ke depannya bisa saja aspirasi tersebut berkembang ke seluruh Indonesia.

"Barangkali animo dan kontribusi pemikiran kyai serta pemuda Islam bisa saja se-Indonesia. Kita lihat saja perkembangan aspirasinya," katanya.

Untuk diketahui, Forum Ijtima Ulama dan PII mendeklarasikan dukungan kepada Sandiaga untuk maju menjadi Calon Presiden (Capres) pada 2024. Dukungan tersebut sudah digelar di dua provinsi yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat.

 

Politikus Partai Gerindra, Kamrussamad, mengingatkan Sandiaga Uno untuk berhati-hati mendapatkan dukungan dari pihak yang mengatasnamakan forum ijtima ulama. 

"Sangat disesalkan adanya deklarasi yang mengatasnamakan ijtima ulama di Jawa Barat dan DKI Jakarta mendukung Sandiaga Uno menjadi calon presiden," kata Kamrussamad dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (16/12).

Anggota DPR RI itu berharap para ulama dan umat untuk dapat lebih mendalami sosok Sandiaga Uno yang sebenarnya. Ia mengingatkan jangan hanya melihat tampilan luar saja.

"Perlu tabayyun dulu untuk melihat bagaimana rekam jejak dan kontribusi Sandiaga terhadap perjuangan umat beberapa tahun terakhir," jelas Kamrussamad.

Kamrussamad menegaskan deklarasi yang dilakukan di Jakarta pada Bulan November dan di Jawa Barat pada Desember 2021, merupakan tindakan berpotensi menimbulkan politik identitas sebagai pemecah belah bangsa. "Saya khawatir ada sekelompok oknum yang bekerja secara sistematis bersama Sandiaga sehingga tega lakukan eksploitasi identitas ulama," ungkap Kamrussamad.

Pendiri KAHMIPreneur itu menghimbau kepada segenap ulama dan tokoh agama agar waspada terhadap upaya memecah belah sesama umat. Dia mengatakan tantangan umat Islam saat ini bukanlah deklarasi untuk mendukung salah seorang capres tertentu, tetapi bagaimana menghadapi kesulitan ekonomi karena kehilangan lapangan pekerjaan akibat Covid-19.

Sementara, tantangan ulama saat ini adalah membangun kembali citra pondok pesantren sebagai pusat majelis ilmu dan pusat pembentukan akhlak mulia bagi santri kader umat. "Mari kita fokus menjaga persatuan umat, menjaga wibawa dan kharisma ulama serta mengembalikan citra pondok pesantren sebagai pusat peradaban islam," harap Kamrussamad.

Sementara berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Sandiaga Uno menjadi sosok calon wakil presiden dengan elektabilitas terbesar. Menparekraf itu mempunya elektabilitas sebesar 17,9 persen.

Tepat di bawahnya ada Anies (12,3 persen) dan (8,5 persen). Ridwan Kamil (6,5 persen), Khofifah (4,1 persen), Prabowo (4,0 persen), Risma (3,0 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,3 persen). Selanjutnya, Puan Maharani: (1,9 persen), Gatot Nurmantyo (1,6 persen), Susi Pudjiastuti (1,5 persen), Basuki Tjahaja Purnama (1,5 persen), dan Andika Perkasa (1,4 persen).

KedaiKOPI melakukan survei terhadap 1.200 responden dengan usia minimal 17 tahun dan maksimal 65 tahun. Metode yang digunakan adalah face to face interview dengan margin error survei ini sekitar 2,83 persen. Survei digelar pada periode 16-24 November 2021, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler