Virus HPV Bisa Picu Kanker Tenggorokan

Virus HPV selama ini dikenal sebagai pemicu kanker serviks.

PxHere
Human papillomavirus (HPV) dikenal sebagai virus yang memainkan peran penting dalam kejadian kanker serviks (Foto: ilustrasi)
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Adysha Citra Ramadani

Human papillomavirus (HPV) dikenal sebagai virus yang memainkan peran penting dalam kejadian kanker serviks. Virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual ini ternyata juga bisa memicu kanker orofaringeal yang terletak di tenggorokan.

Bisa dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk infeksi HPV berkembang menjadi kanker orofaringeal. Oleh karena itu, kejadian kanker orofaringeal yang mengenai seseorang di masa tua kemungkinan berakar dari infeksi HPV yang terjadi di masa muda mereka.

Diperkirakan ada lebih dari 70 persen dari kasus kanker orofaringeal disebabkan oleh HPV. Ironisnya, sekitar 90 persen dari kasus tersebut sebenarnya dapat dicegah bila pasien mendapatkan vaksin HPV di masa praremaja atau remaja mereka.

Vaksin HPV sebaiknya diberikan ketika seseorang belum terinfeksi oleh virus HPV. Menurut rekomendasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin HPV sepatutnya diberikan pada anak laki-laki dan perempuan berusia 11-12 tahun, yaitu pada masa mereka belum aktif secara seksual.

Di Amerika Serikat, kasus kanker orofaringeal terkait HPV tampak mengalami tren peningkatan yang signifikan. Pada laki-laki, kasus kanker orofaringeal mengalami peningkatan hampir 3 persen setiap tahun. Namun pada kelomok laki-laki berkulit putih, laki-laki lansia berusia 65 tahun ke atas, dan laki-laki di beberapa wilayah, peningkatannya menyentuh angka 4 persen atau lebih per tahun.

Peningkatan kasus pada kelompok perempuan tak jauh berebda. Pada kelompok ini, peningkatan kasus kanker orofaringeal berkisar di angka 2-3 persen per tahun.

"Kita melihat penurunan atau stabilitas pada kelompok muda dan paruh baya, tapi pada individu lansia, sekarnag peningkatannya lebih cepat," ujar peneliti Ashish Deshmukh, seperti dilansir US News, Kamis (23/12).

Peningkatan kasus kanker orofaringeal di AS ini diiringi dengan cakupan vaksin HPV yang belum optimal. Per 2019, vaksinasi HPV baru mencakup sekitar 55 persen populasi yang memenuhi syarat.

Deshmukh mengatakan, target cakupan vaksinasi adalah 80 persen. Bila target ini bisa dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan, akan ada hampir 1 juta kasus kanker orofaringeal yang bisa dicegah.

 

Direktur program kanker kepala dan leher dari Cedars Sinai Comprehensive Cancer Institute Dr Allen Ho mengatakan ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi peningkatan kasus kanker orofaringeal di antara para lansia. Salah satunya, generasi baby boom cenderung memiliki pasangan seksual yang lebih banyak, sehingga kemungkinan terjadinya penularan atau transmisi HPV lebih tinggi.

Sedangkan peningkatan kasus pada laki-laki yang lebih tinggi dinilai berkaitan dengan vaksinasi HPV. Sejauh ini, program vaksinasi HPV pada perempuan lebih mendapat perhatian dibandingkan pada laki-laki.

Di sisi lain, vaksin HPV perlu diberikan sebanyak dua atau tiga dosis, bergantung pada usia. Bila menggunakan biaya pribadi, uang yang harus dikeluarkan untuk vaksin HPV tidak sedikit. Oleh karena itu, hal ini menjadi hambatan bagi sebagian orang untuk mengakses vaksin meski ingin.

Di sisi lain, sebagian orang mungkin merasa enggan mendapatkan vaksin HPV dengan berbagai alasan. Salah satunya karena ada stigma negatif karena HPV merupakan virus yang ditularkan melalui hubungan seksual.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler