Pola Makan tak Sehat Sebelum Hamil Bisa Picu Obesitas Anak

Pakar kesehatan sarankan menerapkan pola makan sehat di masa kehamilan.

Pixabay
Makan sehat selama periode prakehamilan rupanya tidak hanya sangat penting bagi ibu, tapi untuk buah hati.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makan sehat selama periode prakehamilan rupanya tidak hanya sangat penting bagi ibu, tapi untuk buah hati. Menerapkan pola makan sehat sebelum hamil dapat mengurangi risiko obesitas pada anak yang dilahirkan.

Baca Juga


Penelitian baru yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Southampton mengungkap hal tersebut. Temuan studi menunjukkan, pola makan ibu yang kurang sehat sebelum dirinya hamil dapat memicu obesitas pada anak di kemudian hari.

Sementara, jumlah kasus obesitas anak meningkat di seluruh dunia. Di Inggris, hampir seperempat balita mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Ini meningkat menjadi lebih dari sepertiga pada saat anak-anak mulai duduk di sekolah menengah.

Anak-anak yang mengalami obesitas cenderung mempertahankan kondisi ini saat sudah dewasa. Hal tersebut bukan kabar yang menyenangkan mengingat adanya berbagai konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi orang dengan obesitas.

Studi dipimpin oleh Sarah Crozier, profesor madya dalam bidang epidemiologi statistik di Universitas Southampton. Berdasarkan studi, anak berusia delapan atau sembilan tahun lebih mungkin mengalami obesitas jika ibu mereka memiliki pola makan yang buruk selama dan sebelum kehamilan. 

Para peneliti menganalisis data diet dari 2.963 pasangan ibu-anak yang merupakan bagian dari Survei Perempuan Southampton Inggris. Studi jangka panjang itu melacak kondisi kesehatan ibu dan anak yang dipantau lima bulan sebelum kehamilan ibu.

Tim menanyakan pola makan ibu sebelum hamil dan ketika usia kandungan 11 dan 34 pekan. Mereka juga bertanya tentang apa yang dimakan anak pada usia enam bulan, satu tahun, tiga tahun, enam hingga tujuh tahun, dan delapan hingga sembilan tahun.

Informasi diet yang dikumpulkan digunakan untuk menentukan skor kualitas diet gabungan setiap pasangan ibu-anak. Skor digunakan untuk membagi peserta menjadi lima kelompok: buruk, buruk-sedang, sedang, sedang-lebih baik, dan terbaik.

Ibu yang berusia lebih muda, memiliki kualifikasi akademik yang lebih sedikit, merokok, dan memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi sebelum kehamilan cenderung berada dalam kelompok diet yang lebih buruk dengan anak mereka. Hasilnya telah diterbitkan dalam International Journal of Obesity

"Penelitian ini menunjukkan pentingnya intervensi pada tahap sedini mungkin dalam kehidupan seorang anak, dalam kehamilan atau bahkan sebelum pembuahan, untuk memungkinkan kita mengatasinya," ujar Crozier, dikutip dari laman News Medical, Kamis (23/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler