Ini Ciri Terinfeksi Omicron, Gejala Muncul Lebih Cepat
Gejala seseorang terinfeksi Omicron umumnya muncul tiga hari setelah terpapar.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Santi Sopia
Kemunculan varian omicron telah mengubah kondisi pandemi secara drastis. Omicron disebut lebih mudah menular daripada delta bahkan bisa menurunkan kekebalan tubuh yang terbentuk dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi.
Meski memiliki kemiripan gejala dengan Covid-19 atau varian sebelumnya, omicron punya ciri tersendiri. Penelitian awal menunjukkan bahwa gejala dari infeksi omicron biasanya berkembang dalam tiga hari. Bagian dari apa yang membuat Covid-19 menjadi virus yang sulit untuk diatasi adalah siklusnya terhadap orang terinfeksi.
Omicron bisa menular dan menyebar tanpa disadari penderitanya. Pada mereka yang menunjukkan tanda-tanda penyakit, varian sebelumnya, seperti alpha dan delta, biasanya memakan waktu lima atau empat hari sebelum yang terinfeksi memiliki gejala.
Menurut Ryan Noach, MD, CEO dari perusahaan asuransi kesehatan swasta terbesar di Afrika Selatan, Discovery Health, bukti anekdotal menunjukkan omicron mungkin memiliki durasi yang lebih pendek. Gejala dari varian biasanya muncul tiga hari setelah terpapar, menurut The Washington Post, dilansir dari BestLife, Jumat (24/12).
Masa inkubasi yang lebih pendek bisa membuat omicron lebih sulit dihentikan dibandingkan varian sebelumnya. Sementara perbedaan satu hari antara paparan dan munculnya gejala mungkin tidak terasa seperti perubahan besar.
Beberapa ahli memperingatkan bahwa itu bisa memiliki konsekuensi besar. Masa inkubasi yang lebih pendek kemungkinan mengartikan seseorang yang terinfeksi omicron juga akan menular lebih cepat dari sebelumnya.
“Ini dapat membuat virus lebih mudah menyebar sementara juga membuatnya jauh lebih sulit untuk dikendalikan," kata Jennifer Nuzzo, DrPH, seorang ahli epidemiologi di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, kepada The Atlantic.
Jika omicron memiliki masa inkubasi yang lebih pendek, itu akan merusak cara peneliti menguji dan menanganinya, menurut Omai Garner, PhD, ahli mikrobiologi klinis UCLA. Mungkin sulit untuk mendeteksi virus sebelum gejala berkembang menggunakan pengujian. Sayangnya, bahkan tes yang ada lebih sulit digunakan daripada sebelumnya.
Masa inkubasi yang lebih pendek juga berarti bahwa tingkat virus yang rendah dalam tubuh dapat dengan cepat melonjak, membuat tes negatif yang diterima di pagi hari tidak relevan pada malam hari. Melissa Miller, PhD, ahli mikrobiologi klinis di University of North Carolina mengatakan itu berarti bahwa hasil tes positif yang banyak digunakan dalam jangka waktu satu hingga tiga hari sebelumnya tidak lagi layak dan membuat masa tenggang yang diberikan oleh hasil tes negatif cukup singkat.
Omicron mungkin memiliki beberapa gejala yang sedikit berbeda dari varian lainnya. Data awal dari penelitian Afrika Selatan yang dilakukan Discovery Health menganalisis lebih dari 211.000 pasien positif Covid-19. Itu termasuk sekitar 78.000 yang dipastikan telah terinfeksi varian omicron.
Hasil temuan bahwa tenggorokan gatal adalah salah satu gejala yang paling sering dilaporkan, Noach bahwa hidung tersumbat, batuk kering, dan nyeri otot atau nyeri di punggung bawah juga sering dilaporkan sebagai tanda-tanda awal varian tersebut.
Tetapi ketika omicron terus melonjak di seluruh dunia, dokter mendapatkan lebih banyak informasi tentang varian dan gejalanya. Di London, di mana para pejabat mengkonfirmasi cabang virus menjadi varian dominan pada 14 Desember, para ahli mengatakan ada laporan tentang gejala serupa tertentu pada pasien.
"Hal-hal seperti demam, batuk, dan kehilangan penciuman sekarang menjadi gejala minoritas yang kita lihat," kata Tim Spector, MB, profesor epidemiologi genetik di King's College London.
Spector menjalankan Zoe, studi gejala Covid terbesar di dunia. Menurut dia, kebanyakan orang tidak memiliki gejala klasik. Zoe juga menambahkan bahwa sebagian besar pasien melaporkan tanda-tanda yang mirip dengan flu biasa, termasuk sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, kelelahan, dan bersin.