China Tawarkan Potongan Bunga Bank Hingga Pajak Bagi Warga yang Bersedia Memiliki Anak

Tawaran tersebut diberikan untuk mencegah penurunan populasi di China.

AP
Penduduk Beijing mengenakan masker saat berjalan di jalanan Ibu Kota China. Tingkat kelahiran China telah melambat dengan cepat selama beberapa tahun terakhir karena semakin sedikit orang yang memiliki anak.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Provinsi Jilin di China meluncurkan pinjaman khusus untuk mendorong pasangan menikah dan memiliki bayi. Langkah itu dilakukan unutk membalikkan tren penurunan kelahiran yang sedang terjadi.

Baca Juga


Jilin menjadi salah satu provinsi yang jumlah populasinya paling cepat menyusut. Seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (25/12), China akan mendukung bank untuk menyediakan hingga 200.000 yuan (31.400 dolar AS) sebagai pinjaman untuk keperluan pernikahan dan kelahiran. Kebijakan itu diketahui dari cetak biru resmi tentang kebijakan China untuk mendorong pertumbuhan penduduk.

Tidak ada rincian tentang bagaimana pemerintah akan menawarkan dukungan, tetapi proposal tersebut mencakup potongan suku bunga untuk pinjaman yang bervariasi sesuai dengan jumlah anak yang dimiliki pasangan tersebut.

Tingkat kelahiran China telah melambat dengan cepat selama beberapa tahun terakhir karena semakin sedikit orang yang memiliki anak. Kemerosotan itu terus berlanjut meskipun pemerintah secara efektif mengabaikan batasan jumlah anak yang dapat dimiliki pasangan.

Pemerintah juga berusaha membuat biaya-biaya lebih murah untuk membesarkan keluarga. Namun, beberapa ahli demografi memperkirakan populasi mungkin sudah mulai menyusut.

Langkah-langkah lain dalam kebijakan Jilin termasuk mengizinkan pasangan dari provinsi lain untuk mendapatkan izin tinggal di Jilin dan mengakses layanan publik di Jilin jika mereka memiliki anak dan mendaftarkannya di sana.

Pasangan yang memiliki dua atau tiga anak juga akan mendapatkan potongan pajak jika mereka mendirikan usaha kecil, menurut dokumen yang dikeluarkan Kamis (23/12) lalu.

Jilin adalah bagian dari wilayah sabuk karat China yang dikenal dengan industri berat dan pertanian. Daerah tersebut telah mengalami penurunan populasi terburuk dan pertumbuhan ekonomi yang lambat selama dekade terakhir.

Ekonomi provinsi Jilin tumbuh 7,8 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini dari periode yang sama pada tahun 2020, lebih lambat dari rata-rata nasional sebesar 9,8 persen.

Pinjaman konsumen menarik kontroversi di platform media sosial Weibo. “Keluarga yang membutuhkan pinjaman untuk membesarkan anak-anak tidak ingin memilikinya sejak awal, dan itu bukan hal yang baik untuk menambah beban keuangan mereka,” kata komentar salah satu pengguna.  

“Setelah pinjaman hipotek dan mobil, sekarang kami memiliki pinjaman kelahiran. Kami hanya bekerja untuk bank sepanjang hidup kami,” kata pengguna lainnya.

Seperti banyak provinsi lain, Jilin memperpanjang cuti hamil dan melahirkan. Wanita akan memiliki total 180 hari cuti, naik dari 158 hari sebelumnya, sementara pria berhak atas 25 hari, naik dari 15 hari.

Pasangan juga masing-masing akan mendapatkan 20 hari cuti orang tua setiap tahun sebelum anak-anak mereka berusia tiga tahun. Adapun provinsi juga akan mendorong taman kanak-kanak untuk mendirikan penitipan anak untuk anak-anak antara usia dua dan tiga tahun.

Awal tahun ini, cabang Bank of China di provinsi tenggara Jiangxi menuai kritik luas karena mempromosikan produk pinjaman yang menargetkan pasangan yang baru saja memiliki anak. Bank kemudian mengatakan bahwa mereka hanya menilai produk dan memutuskan untuk tidak meluncurkannya karena tidak ada cukup permintaan, menurut media lokal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler