Menlu AS dan Inggris Bahas Peluang Agresi Rusia

Rusia sudah mengirimkan proposal jaminan keamanan yang mereka minta pada AS.

AP
Tentara Ukraina berada di chekpoint Ukraina Timur.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menghubungi Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dua menteri itu membahas prioritas kedua negara termasuk respons bersama yang kuat pada agresi Rusia di Ukraina.

"Menteri Luar Negeri dan Menteri Luar Negeri Truss sepakat pada pentingnya menguatkan dukungan terkoordinasi pada sekutu-sekutu dan mitra-mitra untuk memberlakukan konsekuensi dan harga pada agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina," kata Price dalam siaran persnya, Jumat (24/12).

Rusia sudah mengirimkan proposal jaminan keamanan yang mereka minta pada AS dan tanggal perundingannya. Kantor berita Rusia, RIA melaporkan Kementerian Luar Negeri Rusia tanpa menyebutkan tanggal spesifiknya. Pada Kamis (23/12) Deputi Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan Moskow tidak akan menerima persyaratan awal untuk perundingan tersebut.
 
Moskow ingin NATO tidak menerima proposal Ukraina untuk menjadi anggotanya atau mengerahkan pasukan dan senjata ke negara itu. Sebaliknya, Kiev bersikeras mereka memiliki hak untuk bergabung dengan NATO. Mereka juga khawatir Moskow mungkin berencana untuk menginvasi bagian timur Ukraina karena mereka menumpuk puluhan ribu pasukan di perbatasan antara dua negara.

Sementara itu di London, Truss kembali memperingatkan Rusia untuk tidak melakukan agresi militer pada Ukraina. Ia menegaskan kesalahan tersebut akan sangat merugikan Moskow. Tapi ia menyambut kesediaan Rusia untuk berunding.

"Setiap inkursi Rusia akan menjadi kesalahan strategis besar dan akan ditanggapi dengan kekuatan termasuk sanksi-sanksi yang terkoordinasi dengan mitra-mitra kami untuk merugikan kepentingan dan ekonomi Rusia," kata Truss.

"Satu-satunya jalan keluar dari situasi saat ini bagi Rusia melalui dialog dan saya menyambut baik fakta Rusia telah memberi sinyal bersedia untuk memasuki perundingan pada bulan Januari," tambahnya.

Kremlin membantah berencana menginvasi Ukraina dan mengatakan negara-negara Barat dicengkram Russophobia. Moskow mengatakan ekspansi NATO mengancam Rusia dan melanggar jaminan keamanan ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. 

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler