Cara Jam Tangan Pintar Bantu Turunkan Penyakit Jantung
Jam tangan pintar bisa diatur secara otomatis ukur detak jantung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah rumah sakit di Irlandia Utara melakukan sebuah program dengan memanfaatkan jam tangan pintar pada pasien yang berisiko penyakit jantung. Jam tangan pintar itu dimanfaatkan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Dilansir laman BBC, Ahad (26/12), program yang diberi nama “Our Hearts Our Minds” itu berhasil secara signifikan mengurangi risiko kematian pasien akibat penyakit kardiovaskular. Selain itu, program itu juga berhasil mengurangi kebiasaan merokok dan meningkatkan aktivitas fisik dan pola makan.
Program itu juga berdampak kepada pengurangan 30 persen dalam penerimaan kembali darurat pasien. Itu berarti lebih sedikit tekanan pada layanan rumah sakit akut.
Salah satu pasien yang mendaftar program itu, Kevin Deery mengatakan, program itu telah membantunya mendapatkan kembali hidupnya. Dia yang menderita tiga serangan jantung awal tahun ini dan pingsan pada Februari 2021 lalu, diberi jam tangan pintar yang secara otomatis mengukur detak jantung dan ritme, aktivitas fisik, dan pola tidur.
Kevin Deery, dari Londonderry, menderita tiga serangan jantung awal tahun ini dan mengatakan program itu telah membantunya mendapatkan kembali hidupnya.
Pada ponsel pintar itu dipasang aplikasi seluler baru bernama CHARLI. Itu memungkinkannya mencatat tekanan darah, berat badan, riwayat diet, dan kesehatan psikologisnya. Aplikasi juga dapat menerima pengingat pengobatan, dorongan motivasi dan pemberitahuan dari tim perawatan yang mencakup ahli gizi, fisioterapis, profesional olahraga, dan psikolog.
Program ‘Our Hearts Our Minds’ didirikan pada April 2019 dengan sesi tatap muka di gym komunitas tetapi sejak pandemi Covid-19. Seluruh program berdurasi 12 pekan itu telah disampaikan dari jarak jauh.
Lebih dari 600 orang telah mengambil bagian dalam program virtual itu. Konsultan Kardiologis Dr Susan Connolly mengatakan umpan balik dari pasien sangat positif.
Dr Connolly percaya pasien dengan penyakit jantung bisa hidup sangat lama, selama menjalani gaya hidup sehat setelahnya dan minum obat yang tepat. "Itulah inti dari program ini dan juga untuk membantu orang pulih," katanya.
Menurutnya, ada dampak psikologis yang besar dari serangan jantung, sehingga program melakukan semua itu. Pada akhir program pasien harus diberdayakan untuk menjalani hidup mereka sendiri dan mengelola kesehatan mereka sendiri.