Mengganasnya Covid-19 Varian Omicron dan Kegusaran Pelatih Klub-Klub Liga Inggris

Beberapa pelatih klub Liga Inggris melayangkan protes terhadap kekacauan jadwal laga.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati logo Liga Primier Inggris di London, Inggris. Penyelenggara Liga Primer Inggris (EPL) mengumumkan keadaan darurat menyusul 103 kasus baru Covid-19 yang menjangkiti pemain dan staf klub-klub peserta, Senin (27/12).
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyelenggara Liga Primer Inggris (EPL) mengumumkan keadaan darurat menyusul 103 kasus baru yang menjangkiti pemain dan staf klub-klub peserta. Selaku pemegang tanggung jawab kompetisi, EPL akan terus mengadakan tes PCR setiap hari dari yang sebelumnya dua kali dalam sepekan.

"Liga mengonfirmasi, antara 20 Desember hingga 26 Desember 2021, sudah 15.186 sampel tes yang diambil. Dari jumlah itu, ada 103 kasus positif (Covid-19)," bunyi pernyataan resmi EPL, dikutip dari Talksport, Selasa (28/12). "Darurat Covid-19 di Liga Primer meliputi kewajiban memakai masker di dalam ruangan, menerapkan social distancing, dan meningkatkan jumlah tes."

EPL memastikan akan bekerja sama dengan pihak klub untuk menekan angka penularan Covid-19 di internal klub. Selain itu, EPL juga akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk mengakomodasi segala perubahan kondisi yang mungkin akan terjadi.

Meski komunikasi terkesan berjalan dengan baik, beberapa pelatih klub Liga Primer Inggris melayangkan protes terhadap kekacauan pertandingan di akhir tahun.

Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers misalnya, ia menyalahkan jadwal pertandingan yang amburadul karena timnya harus bermain dua kali dalam kurun waktu 48 jam. Setelah ditekuk Manchester City di Boxing Day, the Foxes harus menghadapi Liverpool pada Rabu (29/12) dini hari WIB.

"Ini jadwal yang kacau, kita semua sadar itu. Pemain tidak mungkin pulih sebelum 72 jam setelah pertandingan. Tentu jadwal yang mengharuskan kami bertanding melawan Liverpool sangat parah," kata Rodgers.

Rodgers berpendapat, melawan Manchester City dan Liverpool bukan persoalan sepele. Menurutnya, setiap tim yang menghadapi dua klub raksasa itu harus tampil dalam kondisi maksimal. "Tapi bagaimanapun, kami harus tetap menjalani pertandingan. Kami harus melakukan itu di situasi sulit seperti ini dengan skuad yang kami miliki," ujarnya.

Baca Juga


Rodgers mengakui menurunkan pemain di kondisi yang lelah berisiko pada kualitas fisik dan mental seseorang. Ia merencanakan menyimpan beberapa pemain inti agar bisa istirahat dengan maksimal. "Kami akan berusaha, bekerja keras, dan menunjukkan kemampuan terbaik. Itulah alasan kami bersiap-siap untuk pertandingan," kata dia menegaskan.

Pelatih Leicester City Brendan Rodgers . - (EPA-EFE/Mike Egerton)

 

 


Saat ini, Leicester masih berjibaku di papan tengah Liga Primer Inggris. Leicester bertengger di peringkat ke-10 klasemen dengan torehan 22 poin dari 17 pertandingan.

Senada dengan Rodgers, pelatih Liverpool Juergen Klopp juga merasa diberatkan oleh jadwal pertandingan Liga Primer Inggris. Ia menyayangkan penyelenggara kompetisi tidak memperhatikan kondisi setiap klub.

"Situasi seperti ini tidak seharusnya terjadi dan kami bisa mendiskusikannya setiap tahun. Sudah jadi tradisi kami bertanding di Boxing Day, tapi merumput di tanggal 26 dan 28 Desember adalah hal yang salah," ujar Klopp.

Juru taktik Liverpool itu yakin ada solusi yang lebih tepat untuk menyelesaikan masalah. Ia tidak mempersoalkan penundaan jadwal jika hal tersebut baik untuk banyak pihak.

Pelatih Liverpool Juergen Klopp. - (AP/Rui Vieira)

 

 


"Ini mungkin bakal membantu pemain yang juga tidak tertular Covid-19. Tapi masalahnya banyak tim yang mengalami masalah serius terhadap Covid-19," jelas Klopp. "Kami tidak akan berhenti membicarakan hal ini. Karena jika tidak, kondisi akan tetap seperti ini. Pemain butuh pertolongan dari pihak lain."

Liverpool masih menjadi salah satu pesaing terkuat juara Liga Primer Inggris musim 2021/2022. The Reds berada di peringkat kedua klasemen sementara dengan koleksi 41 poin, berselisih enam poin dari Manchester City di posisi puncak.

Adapun pelatih Tottenham Hotspur Antonio Conte merasa pertemuan operator Liga Primer Inggris, EPL, dengan para pelatih hanya membuang-buang waktu. Pasalnya, tak ada perubahan setelah diskusi tersebut.

Pelatih Tottenham Hotspur Antonio Conte. - (EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA)

 

 


Pertemuan khusus digelar pada Sabtu (25/12) untuk membahas kesejahteraan pemain dan padatnya jadwal pertandingan. Berbicara kepada wartawan usai pertemuan, Conte menjelaskan para pelatih mencoba berdiskusi terkait kesejahteraan pemain dan padatnya jadwal. Beberapa pelatih meminta solusi kepada Liga Primer terkait masalah "

"Saya kira begitu. Karena ketika Anda memiliki tembok di depan Anda, Anda dapat bertanya dan berbicara tentang apa yang Anda inginkan, tetapi setiap keputusan telah diambil," kata Conte saat ditanya apakah pertemuan tersebut membuang waktu, dikutip dari Football Italia, Senin (27/12).

Conte menyinggung keprihatinannya tentang kesejahteraan pemain dan situasi Covid-19 saat ini dalam pertemuan tersebut. Ia menggarisbawahi bahwa tak mudah bagi tim mempersiapkan diri ketika jarak pertandingan ke pertandingan lain hanya berselang satu hari.

Pelatih harus mengelola situasi tersebut dengan sangat baik karena risiko akan kehilangan pemain akibat cedera. Oleh karena itu, wajar seorang pelatih memberikan perhatian besar terhadap situasi tersebut.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler