OJK Ungkap Indikator Positifnya Kinerja Pasar Modal Indonesia
OJK menyebut selain aktivitas pasar modal positif, sebanyak 51 perusahaan juga IPO
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun, Pasar Modal Indonesia masih menorehkan berbagai pencapaian yang dapat diapresiasi sekaligus menjadi bakal pendorong pemulihan ekonomi di tengah situasi yang sarat ketidakpastian ini. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, mengatakan sepanjang 2021, kinerja Pasar Modal Indonesia berjalan sangat baik.
Wimboh menyebut Kinerja tersebut tercermin dari beberapa hal, seperti aktivitas Pasar sepanjang tahun 2021 terus bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja IHSG yang telah mencapai level 6.652,92 di tanggal 10 Desember 2021 (+11,27% dari posisi Des-20).
Bahkan pertumbuhan 1HSG tersebut menembus rekor baru yakni di level 6.723,39 di tanggal 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.
Selain itu, aktivitas Perdagangan sepanjang tahun 2021 juga mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu, Rata Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) telah mencapal angka Rp 13,51 triliun atau nalk lebih dari 46% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp 9,2 triliun (posisi Des-20).
Kemudian frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1.296 ribu kali atau naik 91% dibandingkan akhir tahun 2020. Pertumbuhan juga terjadi secara signifikan pada rata — rata volume transaksi harian yang telah mencapai 20,5 miliar saham atau naik hampir 80% dibandingkan tahun lalu (Data per 10 Desember 2021).
Aktivitas perdagangan tersebut juga mencatatkan rekor — rekor baru, yakni frekuensi harian tertinggi di 9 Agustus 2021 yang mencapai angka 2.141 ribu kali transaksi, volume transaksi harian tertinggi yang mencapal 50,98 miliar saham di 9 November 2021, dan yang terkini adalah kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai angka Rp8.339 triliun di 10 Desember 2021, meningkat 19,64% dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar 6.970,01 triliun.
Tak hanya itu, aktivitas Jumlah IPO Perusahaan masih bertumbuh secara positif yakni mencapai 51 pencatatan perusahaan baru dengan fund raised mencapai Rp 62,18 triliun, pertumbuhan ini diharapkan masih dapat berjalan dengan positif hingga akhir tahun dikarenakan masih terdapat 23 calon perusahaan tercatat yang masih dalam proses penawaran umurn.
Pertumbuhan positif ini telah menghantarkan jumlah perusahaan di Bursa mencapai 763 perusahaan tercatat. Jumlah perusahaan tercatat tersebut meningkat 34.80% dibandingkan tahun 2017.
Disamping 51 pencatatan saham baru di tahun 2021, terdapat juga pencatatan 2 Exchange Traded FundiETF (reksadana yang diperdagangkan di bursa), 1 Efek Beragun Aset (EBA) SP, dan 4 Perusahaan Penerbit Obligasi Baru (Data per 10 Desember 2021).
Penghimpunan dana di pasar modal Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Total nilai emisi efek per 10 Desember 2021 mencapai Rp338,11 triliun, meningkat 184,84% dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar 118,7 triliun. Penghimpunan dana ini berasal dari penerbitan efek bersifat ekuitas, obligasi korporasi, dan sukuk korporasi.
Selain itu, kinerja Reksa Dana juga berhasil mengalami peningkatan. Sampai dengan 10 Desember 2021, total NAB Reksa Dana meningkat sebesar 0,86% dari Rp573,54 triliun per 30 Desember 2020 menjadi Rp578,46 triliun.
Sementara itu, total Asset Under Management juga mengalami peningkatan sebesar 3,50% dari sebelumnya sebesar Rp823,46 triliun per 30 Desember 2020 menjadi Rp852,25 triliun.
Pertumbuhan Securities Crowdfunding juga berhasil mengalami peningkatan yang signifikan, hingga 10 Desember 2021 saat ini terdapat 7 Penyelenggara/piatform meningkat 75% dari sebelumnya hanya 4 plaiform per 30 Desember 2020.
Jumlah Penerbit/UMKM yang menghimpun dana juga meningkat 47,29% menjadi 190 perusahaan dari sebelumnya 129 perusahaan per 30 Desember 2020. Pemodal juga mengalami peningkatan yang paling signifikan menjadi sebesar 317,37% dari 22.341 pemodal per 30 Desember 2021 menjadi 93.245 pemodal. Total dana yang dihimpun juga mengalami peningkatan sebesar 112,17% dari Rp191,2 M menjadi Rp 405,66 miliar.
Perkembangan Pasar Modal Syariah juga mengalami peningkatan, pada tanggal 10 Desember 2021, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 189,96 poin atau menIngkat sebesar 7,03% dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2020 sebesar 177,48 poin.
Beralih ke Sukuk Korporasi, selama kurun waktu Januari sampai dengan 10 Desember 2021, terdapat kenaikan jumlah sukuk korporasi outstanding sebesar 16,05% dari 162 menjadi 188 dengan total nilai meningkat sebesar 14,63% menjadi Rp34,79 triliun dibandingkan dengan posisi 30 Desember 2020 sebesar Rp30,35 triliun. Sementara itu, untuk jumiah Reksa Dana syariah juga mengalami peningkatan sebesar 0,69% dari sebelumnya 289 menjadi 291 pada periode yang sama.
Total Jumlah Investor dl Pasar Modal Indonesia per 10 Desember 2021 telah meningkat 87,59% menjadi 7,28 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017. Hingga November 2021, pertumbuhan investor tersebut juga didominasi ofeh kalangan millennials atau pada usia di bawah 30 tahun sebesar 59,81 persen.
Peningkatan jumlah investor termasuk dengan aktivitas investor ritel juga merupakan hasil dari upaya OJK bersama BEI yang terus menerus dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan literasi kepada masyarakat.
Selama masa Pandemi COVID-19, OJK dan BEI menyesuaikan media yang digunakan untuk melakukan sosialisasi, yaitu dengan mengkombinasikan layanan publik secara online dan offline.
Hingga akhlr November 2021, di seluruh lndonesia telah berlangsung 8.875 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai leblh dari-1,1Juta orang. Dari seluruh kegiatan tersebut, lebih dari 98% atau 8.689 kegiatan dilakukan secara online, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 1,1 juta orang.
Rata-rata investor yang aktif bertransaksi mencapai lebih dari 200 ribu per hari atau mengalami kenaikan lebih dari 111% dari tahun lalu yakni 94 ribu per hari (posisi Des-20). Selain Itu, jika dillhat darl jumlah kepemilikan investor, dominasi 1nvestor ritel semakin terlihat dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 56% dari total rata — rata nilai transaksi harian per akhir November 2021.