Anggota Komisi X DPR Dukung Vaksinasi Anak dan PTMT
Orang tua agar tidak takut dan mendorong anak untuk ikut vaksinasi.
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Anggota Komisi X DPR RI Nuroji mendukung pemerintah melaksanakan vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun jelang pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) pada semester genap di 2022. Ia juga meminta selama PTMT memperketat protokol kesehatan karena selama ini kasus Covid-19 masih ada.
"Tetap menjaga protokol kesehatan dan PPKM belum dicabut. Setiap pertemuan harus pakai masker. Meski saat ini kasus Covid-19 landai, artinya masih ada kasus ratusan," ujar Nuroji di Kota Depok, Kamis (30/12).
Politikus Partai Gerindra ini juga mendukung PTMT dilakukan karena vaksinasi terus dilakukan oleh pemerintah. Data yang didapat vaksinasi sudah 110 juta dosis.
"Vaksinasi yang dilakukan itu bentuk kemajuan, meski target vaksinasi 180 juta dosis sekarang masih kurang. Kami mutlak mendukung PTMT, kami mendukung tatap muka," jelas Nuroji.
Menurut dia, pembelajaran jarak jauh selama ini sudah terjadi learning loss atau hilangnya minat berlajar karena sudah terlalu lama. "Harus tatap muka. Learning loss sudah terlalu jauh. Kelamaan dan ketinggalan proses pendidikan. Karena itu kembalikan ke tatap muka dimaksimalkan tatap muka dengan peraturan yang ada, terutama prokes diperketat," terangnya.
Baca juga : Pakar Sebut Dua Dosis Vaksin tak Cukup Cegah Omicron
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun penting dilakukan. Dia menerangkan, vaksinasi anak merupakan langkah pemerintah dalam rangka melindungi anak dari Covid-19. Terutama ketika anak memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Dengan divaksinasinya anak, maka orang tua akan lebih confidence, jadi percaya diri untuk memastikan anaknya aman ketika memasuki pembelajaran tatap muka," ujar Muhadjir.
Selain itu, Menko PMK menerangkan, anak-anak merupakan bagian dari mata rantai penyebaran Covid-19. Menurutnya, anak-anak berpotensi menularkan virus kepada mereka yang lebih rentan tertular.
"Angka fatalitas akibat Covid-19 terhadap anak memang rendah. Tetapi potensi penyebaran dari anak ini terutama kepada lansia karena mereka dekat dengan neneknya kakeknya dia punya potensi besar. Karena itu vaksinasi penting dilakukan" tuturnya.
Muhadjir berpesan kepada orang tua agar tidak takut dan mendorong anak untuk ikut vaksinasi. Dia menjamin vaksin untuk anak aman. Menurutnya vaksinasi ini bertujuan untuk melindungi anak dan keluarga dari Covid-19.
"Kepada orang tua saya mohon anaknya dimotivasi dibesarkan hatinya dan diupayakan agar mendamping mereka saat divaksin. Kemudian kita telah pastikan vaksin untuk anak ini aman. Seandainya ada gejala ikutan maka tidak akan membahayakan anak," terang Muhadjir.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan total 26,5 juta anak mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan bertahap dengan tahap pertama akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia di atas 60 persen.
Berdasarkan data, saat ini, sebanyak 8,8 juta jiwa dari 106 kabupaten/kota dari 11 provinsi yang sudah memenuhi kriteria tersebut, yakni Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.
Sedangkan, untuk vaksin yang digunakan saat ini adalah jenis Sinovac dan sudah punya EUA dari BPOM. Total ada 6,4 juta dosis vaksin Sinovac yang akan digunakan hingga akhir Desember 2021 dan pada 2022 direncanakan pengadaan baru untuk memenuhi kebutuhan 58,7 juta total dosis vaksin untuk 26,5 juta anak usia 6-11 tahun.