Pengunjung Kota Tua Jakarta Ramai di Hari Pertama 2022

Pengunjung wajib lakukan pengecekan aplikasi PeduliLindungi sebelum masuk Kota Tua

ANTARA/Aprillio Akbar
Pengunjung berwisata di Museum Sejarah Jakarta, kompleks Kota Tua, Jakarta. Pengunjung Kota Tua di Jakarta Barat ramai di hari pertama Tahun Baru 2022 pada Sabtu meski area pelataran ditutup dengan garis pembatas melingkari Taman Fatahillah di depan Museum Sejarah Jakarta. Pengunjung tetap berwisata sambil bersepeda, berfoto dengan seniman peran dan ada yang berkunjung ke museum di sekitar.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunjung Kota Tua di Jakarta Barat ramai di hari pertama Tahun Baru 2022 pada Sabtu meski area pelataran ditutup dengan garis pembatas melingkari Taman Fatahillah di depan Museum Sejarah Jakarta. Pengunjung tetap berwisata sambil bersepeda, berfoto dengan seniman peran dan ada yang berkunjung ke museum di sekitar.


Seperti Khalimatussadiyah yang membawa adik dan kedua anaknya menikmati wisata sejarah di Ibu Kota meski di tengah adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1."Ini kali ketiga berlibur ke Kota Tua. Mungkin karena dekat, terus ada buat anak sekolah bisa ada sejarah-sejarahnya. Saya berempat, sama adik sama anak," ujar Khalimah.

Warga Tambora itu mengatakan, pembatasan sosial sudah terasa penerapannya di Kota Tua sejak di pintu masuk. Terdapat antrean pengunjung untuk pengecekan sertifikat vaksin di aplikasi PeduliLindungi.

Untuk jalur masuk, pengunjung dapat melalui lorong Pecinan (arah dari Jalan Pintu Besar/Museum Bank Indonesia), lorong Batavia (arah dari Gedung Jasindo/parkiran Cengkeh) dan lorong Pekojan (arah dari Kali Besar Timur). Sedangkan untuk keluar, pengunjung dapat melalui empat jalur yang telah disediakan. 

Jalur meliputi lorong Fatahillah (arah ke stasiun Jakarta Kota/Jalan Lada), lorong Jayakarta (arah ke Kalibesar/Bank Mega), lorong Kota Intan (arah ke Aroma Nusantara/jembatan Kota Intan) dan lorong Sunda Kelapa (arah ke Imigrasi/Jalan Kunir).

"Di jalur masuk tadi ada antrean karena diminta menunjukkan bukti sudah vaksin dan memindai (scan) barcode PeduliLindungi. Sudah vaksin Alhamdulillah sudah (dosis) kedua," kata Khalimah.

Pengunjung Kota Tua itu mengaku tidak keberatan bila diterapkan aturan protokol kesehatan di area Kota Tua dan pelataran ditutup, karena hal itu menjamin pencegahan penularan COVID-19 bisa dilaksanakan secara disiplin."Lebih aman ya, tidak terlalu penuh kitanya. Kalau dulu enggak ada pembatasan memang benar-benar penuh," kata Khalimah.

Pengunjung dari Tangerang, Rully Ebtika Purnama Sari juga merasakan ketatnya pengecekan protokol kesehatan di area Kota Tua. Bahkan petugas pengecekan pintu masuk sempat tidak mengizinkannya berwisata di kawasan tersebut.

"Sempat nggak boleh masuk tuh, tapi akhirnya bisa juga. Karena belum menunjukkan PeduliLindungi saja sih. Padahal sudah vaksin, sudah semua," kata Rully. Rully tak keberatan menjalankan aturan karena demi keselamatan bersama dari COVID-19.

"Kita kan sudah jauh-jauh ke sini, naik motor, cuma bagus juga sih karena pembatasan kayak begitu jadi tidak terlalu ramai banget," kata Rully.

Meski kawasan Taman Fatahilah ditutup, namun Rully mengaku tetap bisa merasakan suasana yang enak di kawasan Kota Tua dengan mengunjungi berbagai museum atau restoran yang ada di sana."Apalagi saya punya anak nih, jadi bisa buat main anak saja begitu. Enak suasananya buat anak kecil, begitu, seru," kata Rully.

Museum dan restoran yang ada di lokasi Kota Tua tetap buka mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB.

Museum yang berada di sekitar Taman Fatahillah, yakni Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia (BI), Museum 3D Artdan Museum Bahari bisa beroperasi dengan kapasitas maksimal 75 persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler