Damkar Temukan 18 Ekor Anak Ular Kobra di Rumah Warga Citereup

Akhir hingga awal tahun, merupakan musim ular kobra bertelur dan menetas.

EPA
Sebanyak 34 ekor ular kobra ditemukan di perumahan di Citayam,Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor, berhasil mengevakuasi 18 ekor anak ular kobra dalam sehari dari rumah warga di Kampung Tonggoh, Desa Gunungsari, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Senin (3/1). Warga pun diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan yang bertujuan demi menghindari datangnya ular.

Sebanyak 18 ekor ular kobra tersebut langsung dievakuasi petugas saat itu juga. Sang pemilik rumah, Anis, mengatakan ,penemuan ular tersebut berawal ketika ia hendak mengambil paku dari dalam plastik hitam. Ketika menyentuh kumpulan paku, ia merasa memegang benda yang aneh. "Saya mau ambil paku, pas saya ambil kok rasanya lembek-lembek," kata Anis di Kabupaten Bogor, Senin.

Baca Juga


Sontak, Anis langsung melepas tangannya dari dalam plastik. Kemudian terlihat plastik tersebur bergerak dan keluar dua ekor ular kecil dari plastik. Kemudian, ia bersama warga sekitar menyisir seisi rumah dan menemukan  kembali anakan ular kobra di dapur, rak, jendela, kamar, hingga bawah wastafel. Ketika dihitung total ular yang ditemukan mencapai 11 ekor.

"Sudah ada 11 ular yang kita matiin. Karena takut kenapa-kenapa, ya kita telepon rescue. Soalnya ini bukan ular biasa, ular kobra," tutur Anis.

Komandan Regu 2 Tim Rescue Damkar Kabupaten Bogor, Muhamad Ridwan menjelaskan, setelah mendapatkan laporan warga, petugas melakukan penyisiran di dalam rumah. Hasilnya, tujuh ekor anak ular kobra ditemukan di dalam rumah. "Tadi kita temukan lagi dua ekor di dalam pojokan kamar dan sama warga lima ekor lagi. Jadi total sudah 18 ekor anak ular kobra," ucap Ridwan.

Dia menjelaskan, pada akhir hingga awal tahun, merupakan musim ular bertelur dan menetas. Sehingga, tim rescue damkar, belakangan ini banyak mendapati laporan dari warga terkait temuan ular di permukiman. "Memang siklus tahunannya ya, dari mulai Oktober, November, Desember dan puncaknya Desember musim bertelur dan menetasnya ular juga," jelas Ridwan.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Terutama pada tumpukan barang dan saluran pembuangan air yang kerap menjadi tempat ular masuk ke rumah. "Jadi ular itu mengikuti mangsanya. Kalau tumpukan barang biasanya jadi tempat tikus dan mengundang ular datang. Juga saluran air seperti di kamar mandi untuk dipastikan ditutup," kata Ridwan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler