Kasus Stunting di Cirebon Masih Cukup Tinggi

Angka stunting di Cirebon berada di atas persentase Provinsi Jawa Barat.

ANTARA/Budi Candra Setya
Kader Posyandu mengukur tinggi badan anak sebagai upaya pencegahan stunting (ilustrasi).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Angka stunting di Kabupaten Cirebon masih cukup tinggi. Semua perangkat daerah diminta bekerja sama untuk menurunkan kasus tersebut. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni mengatakan, angka stunting di Kabupaten Cirebon berada di atas persentase Provinsi Jawa Barat.

Angka itupun terus mengalami kenaikan sejak 2018 hingga 2021. Pada 2018, persentasenya sebanyak delapan persen, pada 2019 ada sekitar sembilan persen, tahun 2020 ada 13 persen, dan tahun 2021 ada 24 persen.

"Ini adalah tugas bersama. Semua perangkat daerah harus terlibat dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Cirebon,’’ kata Eni, saat menggelar pertemuan dengan kader Peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) di wilayah barat Kabupaten Cirebon. Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung Multiguna Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Selasa (4/1).

Dalam pertemuan itu, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi meminta kepada para kader PPKBD untuk membantu pemerintah dalam upaya menekan angka stunting di daerahnya. "Angka stunting di Kabupaten Cirebon masih cukup tinggi,’’ kata Imron.

Imron mengungkapkan, pihaknya memberikan dukungan kepada kader untuk bisa bekerja secara maksimal. Dia menilai, peran dari kader tersebut sangat penting karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat. "Stunting biasanya dialami oleh masyarakat yang kurang begitu paham dan mengerti. Kader harus memberikan bimbingan dan arahan,’’ kata Imron.

Selain diminta membantu penanganan stunting, kader PPKBD juga bertugas mengendalikan penduduk dan memberikan intervensi terhadap perlindungan anak serta perempuan. Tak hanya itu, mereka juga berperan memberikan penyuluhan dan advokasi kepada pasangan usia subur tentang program KB yang aman.

Sementara itu, Camat Gegesik, Indra Fitriani mengatakan, jumlah penduduk di Kecamatan Gegesik merupakan terbanyak ketiga di Kabupaten Cirebon, setelah Kecamatan Sumber dan Gunungjati.

Baca Juga


Meski demikian, lanjut Indra, masyarakat di Kecamatan Gegesik saat ini sudah memahami konsep perencanaan keluarga. Karenanya, sudah jarang pasangan suami istri yang memiliki anak dengan jumlah banyak.

"Hanya ada satu dua lah (yang punya anak banyak). Ini merupakan keberhasilan kader,’’ kata Indra.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler