Kasus Covid-19 Meningkat, PTM 100 Persen DKI Jalan Terus
Perubahan kapasitas PTM baru terjadi jika DKI Jakarta masuk PPKM Level 3.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rr Laeny Sulistyawati
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta meningkat. Hari ini, Senin (10/1/2022), dari penambahan 454 kasus nasional, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus positif Covid-19 terbanyak yakni 360 kasus.
Kendati DKI terus mencatat kenaikan kasus Covid-19, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menegaskan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tetap berjalan sesuai aturan dalam surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang pembelajaran di masa pandemi. Dalam SKB tersebut, kata Kepala Sub Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah, PTM terbatas mengikuti status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yakni jika level 1 dan 2 maka PTM dilakukan dengan kapasitas 100 persen.
"Untuk saat ini belum ada evaluasi untuk dihentikan PTM 100 persen. Berdasar regulasi PPKM level yang ditetapkan pemerintah, pembelajaran tatap muka 100 persen, tetap bisa dilaksanakan dalam situasi PPKM level 1 dan 2," ujar Taga, Senin.
Lebih lanjut, Taga menyebutkan bahwa kebijakan PTM 100 persen itu bakal diubah jika Jakarta berstatus PPKM level 3 dan seterusnya untuk lebih diketatkan. "Jika naik lagi levelnya, langsung dibuat kebijakan baru hanya 50 persen dan juga pembelajaran seperti tahun lalu," ucap dia.
Sekolah tatap muka terbatas 100 persen di Ibu Kota sudah dimulai sejak 3 Januari 2022. Kapasitas anak 100 persen dengan durasi belajar yang masih dibatasi, yakni enam jam pelajaran dengan satu jam pelajaran sama dengan 35 menit. Sebelum pandemi jam belajar murid adalah delapan jam pelajaran. Namun selama pembelajaran tatap muka 100 persen, siswa harus belajar di sekolah selama enam jam pelajaran, sisa dua jam pelajaran diganti dengan mengerjakan tugas.
Peningkatan kasus di Covid-19 di Jakarta menyebabkan kenaikan kapasitas tempat tidur rumah sakit atau BOR. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, BOR bagi pasien Covid-19 hingga Ahad (9/1/2022) mencapai 348 tempat tidur atau naik sembilan persen dari total kapasitas 3.385 tempat tidur. "Jadi ada peningkatan kembali menjadi sembilan persen, yang tadinya sudah turun sampai di empat persen," kata Riza Patria.
Begitu juga kapasitas tempat tidur di ruang perawatan intensif (ICU) dari 604 tempat tidur, sudah terpakai 31 tempat tidur atau menjadi lima persen. "Dari empat persen naik satu persen, ini menandakan bahwa vaksin kami berhasil, yang masuk ICU terus berkurang sekalipun ada peningkatan satu persen," kataRiza.
Peningkatan kapasitas tempat tidur itu menyusul kenaikan kasus positif varian Omicron yang hingga saat ini sudah mencapai 414 orang atau naik tujuh orang dari Ahad. Data kemarin, total kasus positif aktif Covid-19 yang dirawat dan diisolasi mencapai 1.885 orang terdiri dari 1.415 Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) atau 75,1 persen dan sisanya 470 orang non PPLN.
Dari jumlah kasus itu, sebanyak 407 di antaranya kasus positif varian Omicron dengan rincian PPLN sebanyak 350 orang atau 86 persen dan 57 orang lainnya transmisi lokal. Riza mengatakan varian Omicron memiliki gejala ringan seperti batuk dan pilek serta lebih ringan dibandingkan varian Delta.
Meski begitu, varian Omicron itu lebih cepat menular sehingga perlu diantisipasi. "Semua hati-hati apalagi daerah-daerah yang berpotensi adanya Omicron. Jadi semua hati-hati sekalipun ini bukan varian yang berbahaya tapi tidak boleh dianggap enteng tetap waspada," katanya.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan potensi kenaikan kasus varian Omicron di Indonesia selama Januari 2022. Sebab, kenaikan kasusnya mulai terasa sejak awal Januari.
"Jelas, kan kasus Omicron di Indonesia sedang naik. Kenaikan jumlah kasusnya cukup bermakna, ini bisa menjadi serius dan berbahaya selama pekan-pekan mendatang," ujar Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika.
Lebih lanjut Zubairi mengungkap data sejak tanggal 3 Januari 2022, kasus baru Covid-19 masih 265 kasus Covid-19, kemudian tanggal 4 Januari 2022 meningkat jadi 299, kemudian keesokannya atau 5 Januari naik 404, kemudian tanggal 6 kembali bertambah menjadi 533 kasus baru, kemudian 7 Januari 2022 kembali bertambah 518 kasua Covid-19 baru, 8 Januari 2022 sebanyak 479 kasus. Bahkan, dia melanjutkan, kasus baru Covid-19 per 9 Januari 202 kembali bertambah sebanyak 529.
"Diperkirakan kasus akan terus naik selama Januari," ujarnya.
Zubairi khawatir terus melonjaknya kasus Covid-19 dan Omicron seperti di Amerika Serikat (AS) membuat kasusnya per hari pernah mencapai 1 juta. Zubairi mengungkap 95,4 persen kasus baru Covid-19 di Negara Paman Sam tersebut diakibatkan varian omicron. Kemudian ia mengungkap negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Korea Selatan juga tengah mengalami kasus Covid-19 yang tinggi.
Ia menyebutkan kasus baru Covid-19 seperti India sepekan terakhir bertambah 780 kasus Covid-19 baru. Bahkan Filipina 113 ribu kasus baru sepekan terakhir, Vietnam juga sama. Thailand sekitar 39.900-an kasus, Malaysia 21 ribu kasus baru per pekan, hingga Korea Selatan 25 ribu per pekan.
"Apalagi yang dari luar negeri masih ada yang berdatangan (masuk Indonesia). Tetapi yang lebih bahaya adalah sumber penularannya sudah ada di Indonesia," ujarnya.
Jadi, IDI berharap pemerintah memperhatikan kenaikan kasus baru Covid-19 saat ini termasuk Omicron. IDI juga berharap masyarakat juga memperhatikan kondisi saat ini dan dampaknya yang berbahaya karena terus terjadi penularan Covid-19 dan Omicron.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, hari ini kasus aktif di Indonesia kembali mengalami kenaikan 203 kasus, sehingga total keseluruhan mencapai 6.311 kasus. Kembali bertambahnya jumlah kasus konfirmasi positif dan kasus aktif, telah menjadi peringatan bagi seluruh warga negara untuk lebih berhati-hati dalam melakukan segala bentuk aktivitas di ruang publik.
Kabar baiknya, jumlah pasien yang sembuh dari virus tipe SARS-CoV-2 yang terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat hingga hari ini sebanyak 4.116.202 orang sembuh setelah bertambah sebanyak 244 orang.
Daerah yang banyak menyumbang kasus sembuh tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 105 pasien, Jawa Barat 37 pasien, Kepulauan Riau 23 pasien, Jawa Tengah 14 pasien dan Papua Barat 10 pasien. Kemudian pada kasus kematian, jumlah orang yang meninggal bertambah sebanyak tujuh jiwa. Menjadikan total angka kematian di Tanah Air sebanyak 144.136 jiwa.