Pendiri WhatsApp Kini Jadi Petinggi Signal, Kenapa?
Ancton meninggalkan WhatsApp ketika Facebook ingin menggunakan iklan di aplikasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam sebuah unggahan blog Signal, CEO aplikasi perpesanan terenkripsi mengumumkan undur diri dari jabatannya. Posisi tersebut digantikan oleh salah seorang pendiri WhatsApp, yaitu Brian Ancton untuk sementara waktu.
Meski begitu, masih belum diketahui pasti apakah Ancton akan tetap menjabat sebagai CEO ke depannya. “Saya telah berbicara dengan kandidat selama beberapa bulan terakhir, tetapi ingin membuka pencarian dengan pengumuman ini untuk membantu menemukan orang terbaik untuk dekade berikutnya di Signal. Silakan hubungi jika itu Anda,” kata CEO Signal dalam unggahannya blognya.
Meskipun CEO Signal sudah undur diri, ia tetap membantu untuk mewujudkan misi Signal. Dia juga menjelaskan Acton yang menjadi dewan Signal Foundation, secara sukarela menjadi CEO sementara selama periode pencarian. “Saya sangat yakin ia (Acton) berkomitmen terhadap misi dan kemampuannya untuk melayani tim kali ini,” tambahnya.
Yang menjadi perhatian di sini adalah setelah setiap kontroversi WhatsApp, pengguna berfokus pada pesaing aplikasinya seperti Telegram dan Signal. Misalnya Januari lalu, beberapa pemimpin teknologi mulai berkampanye “Gunakan aplikasi Signal” agar pengguna menghentikan WhatsApp dan mendukung Signal.
Dilansir 9to5Mac, Selasa (11/1/2022), Signal sangat populer di kalangan mereka yang tidak ingin dilacak secara kebetulan dan orang-orang yang membutuhkan kerahasiaan untuk berkomunikasi. Meskipun Ancton seharusnya tidak membuat gerakan besar saat sebagai CEO sementara Signal, penting untuk dicatat bahwa dia meninggalkan WhatsApp setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg ingin menggunakan iklan di aplikasi.
Dalam sebuah wawancara dengan Forbes, Ancton mengatakan pada 2018, eksekutif Facebook ingin mulai menargetkan iklan pada pengguna dan menjual alat analisis bisnis dan dia memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.
Meskipun WhatsApp tidak menggunakan iklan di aplikasinya dan mengklaim semua obrolan dienkripsi ujung-ke-ujung, perusahaan masih ingin menggunakan biaya analitik untuk bisnis karena banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan WhatsApp untuk menjual produk mereka.