Hati-Hati, Kasus Reinfeksi Covid-19 Marak di Tengah Penyebaran Omicron

Mungkinkah orang yang sudah pernah kena delta lalu terinfeksi omicron?

Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Kasus reinfeksi Covid-19 tampaknya ada kaitannya dengan varian omicron.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan meluasnya penyebaran SARS-CoV-2 varian omicron, makin banyak orang yang mengalami reinfeksi Covid-19. Apakah itu berarti orang yang pernah bergulat dengan infeksi varian delta masih bisa ketularan Covid-19 varian omicron?

Sebuah studi skala besar yang diterbitkan di The Lancet pada Maret 2021 mengungkapkan bahwa penyintas Covid-19 akan terlindungi dari infeksi SARS-CoV-2 selama enam bulan. Studi tersebut juga menyebut bahwa risiko reinfeksi lebih besar pada kelompok usia 65 tahun ke atas.

Reinfeksi diartikan ketika seseorang yang sudah sembuh dari infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) lalu terinfeksi lagi di kemudian hari. Hal ini sekaligus menjadi pengingat untuk tetap berhati-hati menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga



Para ahli meyakini bahwa tingginya kasus reinfeksi dipengaruhi oleh omicron. Laporan awal dari Inggris menunjukkan bahwa kasus reinfeksi karena omicron meningkat tiga hingga delapan kali lipat dibandingkan dengan varian awal.

Dokter penyakit menular di Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan bahwa omicron sangat berbeda dari varian sebelumnya. Varian omicron memiliki karakter yang lebih banyak bermutasi dibandingkan dengan varian lain, entah itu alpha, beta, bahkan delta.

"Yang membuat omicron sangat menular adalah perubahan protein lonjakan (spike protein) virus, bagian virus yang mengikat sel manusia sebelum menginfeksinya. Mutasi atau perubahan ini membuat virus sangat lengket, sehingga lebih mudah menempel pada sel dan membuat peningkatan penularan," jelas Carla Garcia Carreño, kepala penyakit menular di Children's Medical Center Plano, seperti dilansir Huffington Post, Selasa (11/1/2022).

Tentu saja, tidak setiap tes Covid-19 akan dikirim ke laboratorium untuk melihat varian apa yang menginfeksi seseorang. Namun, mengingat saat ini Inggris tengah didominasi omicron, sangat logis untuk mengasumsikan bahwa omicron adalah varian yang memengaruhi terjadinya reinfeksi.

Salah satu pertanyaan paling mendesak tentang reinfeksi adalah bagaimana garis waktunya. Untuk saat ini, para ahli mengatakan bahwa mereka benar-benar tidak tahu kapan seseorang rentan terhadap reinfeksi.

"Secara umum, setelah infeksi SARS-CoV-2, jarang ditemukan reinfeksi dalam periode tiga bulan pada orang yang sistem kekebalannya masih utuh. Namun, penting untuk diingat bahwa vaksin Covid-19, terutama setelah menerima booster, bekerja dengan baik untuk melindungi dari infeksi omicron," jelas Carreño.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi dan yang juga pernah menderita Covid-19 mungkin lebih terlindungi. Namun, kekebalan yang timbul karena vaksin dan infeksi hanya sampai titik tertentu.

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

"Tidak ada kekebalan kombinasi dari vaksin atau antibodi setelah terinfeksi. Entah didapat dari vaksin atau infeksi, tidak ada yang namanya kekebalan absolut," kata penulis sains Katherine Wu dalam laporannya untuk The Altantic.

Orang yang pernah menderita Covid-19 dan pulih harus tetap divaksinasi. Bagaimanapun, vaksin menjadi upaya terbaik dalam hal perlindungan diri sendiri dan orang terdekat.

Kasus omicron Indonesia

Kasus Covid-19 varian omicron di Indonesia terus menunjukkan peningkatan cukup signifikan sejak awal tahun 2022. Per Senin (10/1/2022), Kemenkes mencatat sebanyak 414 orang terkonfirmasi positif varian omicron.

Meskipun kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada varian delta, menurut Budi Gunadi Sadikin, angka perawatan di rumah sakit akan jauh di bawah delta. Dari 414 kasus omicron di Indonesia saat ini, hanya dua orang yang masuk kategori sedang atau membutuhkan perawatan oksigen.

Keduanya berusia 58 tahun dan juga 47 tahun yang sama-sama memiliki komorbid. Sementara sebanyak 26 persen atau 114 dari 414 kasus telah dinyatakan sembuh, termasuk dua orang yang masuk kategori sedang.

"Walaupun omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya," kata Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, dikutip pada Selasa (11/1/2022).

Budi mengatakan, Indonesia akan menghadapi gelombang pasang kasus omicron. Namun, ia menyerukan masyarakat untuk tidak panik.

Kemenkes pun berencana mengubah strategi penanganan pasien Covid-19 varian omicron. Jika sebelumnya layanan difokuskan di rumah sakit, Kemenkes akan menggesernya untuk difokuskan ke rumah-rumah. Perubahan ini dilakukan karena angka perawatan di rumah sakit dari kasus omicron jauh lebih sedikit.

"Kami sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukan bahwa walaupun naiknya cepat, tapi gelombang omicron ini turunnya pun cepat," kata Budi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler