Gara-Gara Omicron, Angka Rawat Inap Covid-19 AS Tembus Rekor

Gejala yang ditimbulkan Omicron relatif lebih ringan.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angka rawat inap Covid-19 di Amerika Serikat (AS) tembus rekor. Lonjakan kasus infeksi disebabkan varian Omicron yang sangat menular sehingga cukup membebani sistem kesehatan beberapa negara bagian.

Pada Selasa (11/1/2022) kantor berita Reuters mencatat saat ini ada 132.646 pasien rawat inap Covid-19 di AS. Jumlah itu melampaui rekor sebelumnya yang sebanyak 132.051 pada Januari tahun lalu.  

Angka rawat inap mulai merangkak naik sejak akhir Desember lalu dan melonjak dua kali lipat dalam tiga pekan terakhir. Omicron melewati Delta sebagai varian virus Corona yang paling dominan di AS.

Reuters melaporkan angka rawat inap di negara bagianDelaware, Illinois, Maine, Maryland, Missouri, Ohio, Pennsylvania, Puerto Rico, Virgin Islands, Vermont, Virginia, Washington D.C. dan Wisconsin tembus rekor baru-baru-baru ini. Gejala yang ditimbulkan Omicron relatif lebih ringan.

Namun pejabat kesehatan memperingatkan lonjakan kasus infeksi yang disebabkan varian itu dapat membebani sistem rumah sakit. Beberapa diantaranya sudah menunda prosedur elektif sebab kewalahan menghadapi gelombang pasien sementara kekurangan staf.

Dalam 10 hari terakhir rata-rata kasus baru per tujuh hari menjadi 704 ribu kasus. Reuters mencatat dalam enam hari terakhir rata-rata baru di AS di atas setengah juta per hari.

Hanya tujuh negara bagian yang angka pandemi Covid-19 tidak tembus rekor pada tahun 2022. Negara-negara bagian itu antara lain Arizona, Idaho, Maine, Montana, North Dakota, Ohio dan Wyoming.

Washington, D.C menjadi negara bagian dengan angka kasus infeksi tertinggi dalam satu pekan terakhir berdasarkan jumla populasi. Diikuti  Rhode Island, New York, New Jersey, Massachusetts dan Vermont.

Sementara beberapa hari terakhir rata-rata angka kematian naik menjadi 1.700 kasus  per hari. Naik dibandingkan sebelumnya yang sebanyak 1.400 kasus per hari.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler