Salah yang Jadi Kambing Hitam Kekalahan Mesir pada Laga Perdana Piala Afrika
Mesir takluk 0-1 dari Nigeria lewat gol Kelechi Iheanacho di Piala Afrika.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain depan Liverpool Mohamed Salah memulai kiprahnya Piala Afrika (AFCON) 2021 membela Mesir menghadapi Nigeria, Selasa (11/1/2022) malam WIB. Mesir sebagai tim yang paling banyak mendapat penghargaan Piala Afrika menjadi favorit pada laga tersebut. Namun, mereka justru harus kehilangan poin dalam laga pembuka Grup D tersebut.
Mesir tergelincir dengan skor 0-1 dari Nigeria berkat gol dari Kelechi Iheanacho pada pengujung babak pertama. Tim berjuluk Super Eagles juga lebih banyak memberikan bahaya di keseluruhan pertandingan dan bisa saja memperbesar jarak jika bukan karena penampilan heroik Mohamed El-Shennawy di Stadion Roumde Adjia di Garoua, Kamerun.
Pertandingan tersebut menandai kekalahan pembuka pertama Mesir di AFCOb sejak 2002 ketika mereka kalah dari Senegal 0-1 dan kekalahan pertama mereka di fase grup ketika mereka kalah dari Aljazair di Tunisia. Mesir sekarang perlu mengalahkan lawan mereka yang tersisa di Grup D, Sudan dan Guinea-Bissau, untuk mengamankan tempat mereka di babak 16 besar.
Penggemar kemudian mengkambinghitamkan Salah atas kekalahan Mesir di laga perdana tersebut. Penyerang yang sudah menyarangkan 23 gol dalam 26 pertandingannya untuk Liverpool di semua kompetisi musim ini, gagal menambah torehan golnya dalam penampilannya yang ke-73 untuk Mesir di ajang internasional.
Salah menjadi starter bersama Mohamed Elneny, Ahmed Hegazi, dan Trezeguet di laga pembuka ini, tapi tim Firaun tampak inferior sepanjang pertandingan. Seorang penggemar menulis,"Salah dalam mode hantu," dikutip dari Daily Star, Rabu (12/1/2022).
Penggemar lain bahkan mengungkap jumlah sentuhan Salah ketika bermain. "Mohamed Salah hanya melakukan 14 sentuhan di babak pertama - paling sedikit dari pemain Mesir mana pun yang bermain selama 45 menit melawan Nigeria dalam pertandingan #AFCON2021 ini."
"Apakah Salah menyentuh bola? Mereka telah menandainya dengan berbahaya," kata penggemar lain. "Mo Salah tidak bisa ditemukan," kata yang lainnya.
Nigeria yang berhasil meraih gelar juara Afrika tiga kali, unjuk gigi dengan mengendalikan sebagian besar pertandingan dan berhasil mengamankan tiga poin. Pelatih kepala Mesir Carlos Queiroz punya banyak hal yang harus dibenahi. Ia mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit Bakary Gassama.
Meski gagal menciptakan banyak peluang, Mesir seharusnya mendapat penalti setelah Zizo dijatuhkan di dalam kotak penalti Nigeria oleh Moses Simon. Namun, wasit tak mengindahkan pelanggaran terhadap pemain sayap Zamalek itu. Carlos merasa kesempatan besar untuk mendapatkan sesuatu dari permainan telah dirampok oleh wasit. Ia bersikeras timnya seharusnya mendapatkan penalti yang jelas.
"Pada babak kedua, ada penalti yang sangat jelas bagi kami yang tidak diberikan wasit dan VAR tidak melakukan intervensi," kata Carlos dikutip dari Kingfut, Rabu (12/1/2022). "Mungkin saat itu, VAR tidak berfungsi. Jelas ada penalti. Itu bukan hari kami, itu juga bukan hari yang baik untuk wasit. Bahkan nenek saya akan memberinya penalti," sindir eks asisten pelatih Manchester United pada era Sir Alex Ferguson.
Ternyata keberhasilan Nigeria dalam laga tersebut adalah berkat rencana jelas dari pelatih Austin Eguavoen. Ia meminta pasukannya mematikan Mo Salah, mengendalikan lini tengah, dan menyerbu lewat sayap. Rencana itu dieksekusi dengan sangat baik sehingga Salah, yang dianggap sebagai pemain terbaik dunia saat ini, seperti raib dalam permainan.
"Hari ini, kami memotong Salah dari bola dan mencoba memberikan tekanan keras pada setiap waktu tertentu," kata Eguavoen dikutip dari Guardian, Rabu (12/1/2022).
"Kami tahu kami bisa menggabungkannya melalui penguasaan bola dan langsung menyerang saat diperlukan. Kami memiliki tiga hal dalam pikiran sebelum pertandingan, yaitu memenangkan pertandingan dengan menjaga bola dan kemudian memotong Salah dari permainan," terangnya.
Eguavoen mengatakan kemenangan tersebut merupakan awal dari performa bagus Nigeria di kompetisi tersebut, menambahkan bahwa hal itu tidak akan membuat tim berpuas diri. Dia memastikan para pemainnya akan mendekati setiap pertandingan seperti final. "Kami akan menjalani setiap pertandingan satu per satu dan melihat sejauh mana kami bisa melangkah," ujarnya.
“Saya pikir setiap tim yang datang ke AFCON harus dihormati terlepas dari negaranya karena tidak ada ikan kecil lagi di sepak bola," kata dia.