Taliban Ingin Terlibat dalam Distribusi Bantuan Internasional

Taliban usul pembentukan badan gabungan terdiri dari pejabat dan wakil internasional.

Kemenlu RI
Dua pesawat yang mengangkut bantuan kemanusiaan Indonesia untuk Afghanistan tiba di bandara internasional Hamid Karzai, Kabul.
Rep: Rizky Jaramaya/Kamran Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengusulkan pembentukan badan gabungan yang terdiri dari pejabat dan perwakilan internasional, untuk mengoordinasikan distribusi bantuan kemanusiaan. Sejauh ini, Taliban dilarang untuk mengakses, termasuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan internasional.

“Tujuan komite ini adalah koordinasi di tingkat yang lebih tinggi untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan dari masyarakat internasional dan untuk mendistribusikan bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan,” kata Wakil Perdana Menteri Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Abdul Salam Hanafi.

Hanafi meminta komunitas internasional agar melibatkan kepemimpinan Taliban yang menguasai Afghanistan untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan. "Kami meminta komunitas internasional agar mereka menggunakan kapasitas pemerintah untuk tujuan bantuan mereka," kata Hanafi.

Pemerintah asing telah diperingatkan bahwa jutaan orang Afghanistan mengalami kelaparan akut saat krisis ekonomi meningkat. Mereka meningkatkan bantuan kemanusiaan, tetapi menginginkan agar Taliban tidak ikut campur tangan dalam mendistribusikan bantuan itu.

Seorang juru bicara Kementerian Keuangan Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban mengatakan, diskusi terkait pembentukan badan gabungan tersebut akan berlangsung selama 24 jam ke depan dengan PBB.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Afghanistan, Alakbarov mengatakan, badan-badan PBB telah mengkomunikasikan persyaratan mereka kepada Taliban mengenai distribusi bantuan kemanusiaan. Salah satu persyaratan utama adalah pembukaan akses bagi pekerja kemanusiaan ke seluruh wilayah Afghanistan, termasuk untuk anggota staf wanita.

Perekonomian Afghanistan semakin terpuruk sejak Taliban kembali berkuasa, dan koalisi pasukan asing menarik diri dari negara tersebut. Harga pangan di Afghanistan naik drastis, sehingga tingkat kelaparan menyebar dengan cepat.

Pada Selasa (11/1/2022), PBB meminta donasi dengan total sebesar 4,4 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan pada 2022. Gedung Putih akan menyumbangkan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 308 juta dolar AS.

Terima kasih

Semetara itu, pemerintaham Taliban, pada Rabu (12/1/2022), menyampaikan terima kasih kepada komunitas internasional karena telah menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan. Taliban mengaku sangat mengapresiasi hal tersebut.

Dilaporkan laman Yeni Safak, lewat akun Twitter-nya, Kementerian Keuangan Taliban turut mengucapkan terima kasih karena Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi resolusi 2615. Sebab resolusi itu memberikan pengecualian atas sanksi untuk penyaluran bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan.

Baca Juga


Taliban pun mengapresiasi keputusan Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) yang mengizinkan pemberian bantuan kemanusiaan ke Afghanistan. Taliban kembali menyatakan komitmennya untuk membuka akses yang aman kepada para mitra kemanusiaan. Pernyataan itu disampaikan setelah pejabat-pejabat tinggi Taliban melakukan pertemuan dengan badan-badan PBB di Kabul.

Pada Selasa (11/1/2022) lalu, AS mengumumkan akan mengucurkan dana sebesar 308 juta dolar untuk membantu Afghanistan menangani krisis kemanusiaan. Washington pun menjanjikan bantuan vaksin Covid-19.

“Hari ini AS mengumumkan bantuan kemanusiaan baru senilai 308 juta dolar untuk rakyat Afghanistan dan satu juta dosis vaksin Covid-19 yang diberikan melalui (program) Covax (total 4,3 juta dosis). Kami tetap menjadi donor tunggal bantuan kemanusiaan terbesar di Afghanistan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Emily Horne lewat akun Twitter-nya.

Dia menekankan, AS berkomitmen mendukung rakyat Afghanistan. “Kami terus mempertimbankan semua opsi yang tersedia bagi kami. Kami mendukung rakyat Afghanistan,” ucap Horne.

Pengumuman AS itu muncul tak lama setelah PBB menyampaikan bahwa mereka membutuhkan dana sebesar 5 miliar dolar AS tahun ini untuk menangani krisis kemanusiaan di Afghanistan. PBB meminta dunia berpartisipasi dalam membantu negara tersebut. “Bencana kemanusiaan besar-besaran tampak. Pesan saya mendesak; jangan tutup pintu bagi rakyat Afghanistan. Bantu kami meningkatkan dan mencegah kelaparan yang meluas, penyakit, kekurangan gizi, dan akhirnya kematian,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths, Selasa lalu.




sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler