Kena Omicron, Kenapa Ada yang Sampai Sakit Kepala-Pingsan?
Sebagian orang yang kena infeksi omicron laporkan aneka bergejala.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Omicron, varian terbaru dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 telah dilaporkan memunculkan sejumlah gejala berbeda dibandingkan varian asli dan sebelumnya. Beberapa orang bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.
Meski begitu, ada sejumlah orang lainnya yang mengalami sedikit atau berbagai macam gejala. Dilansir The Sun, Selasa (18/1/2022), penelitian yang dilakukan belum lama ini menunjukkan ada beberapa tanda awal yang menjadi indikator bahwa seseorang terinfeksi omicron, di antaranya adalah sakit kepala atau pusing.
Para dokter di Ibu Kota Berlin, Jerman menemukan potensi tanda awal omicron tersebut setelah ada pria berusia 35 tahun yang mengalami pingsan berulang. Ia kemudian diketahui mengidap Covid-19.
Infeksi memicu pingsan. Kondisi itu biasanya disebabkan oleh aliran darah yang rendah ke otak. Para dokter melihat hubungan yang jelas antara infeksi dan pingsan, yang dikenal sebagai sinkop.
Para dokter mengatakan, pingsan akibat infeksi bisa terjadi karena tiga alasan. Partama adalah keadaan yang dapat direproduksi, di mana sinkop memanifestasikan dirinya.
Kedua, ada korelasi kronologis yang jelas dari gejala dengan infeksi SARS-CoV-2. Ketiga, tidak adanya sifat yang menunjukkan penyakit jantung struktural.
Beberapa jenis infeksi virus dapat menyebabkan pusing setelah mengenai telinga bagian dalam dan sarafnya. Pengidap gejala Covid-19 berkepanjangan (long Covid) juga dilaporkan kerap mengalami pingsan.
Data dari Italia, Spanyol, dan Portugal menemukan 4,2 dari 14 ribu lebih pasien persen mengatakan mereka merasa pingsan atau pingsan pada tahap awal infeksi. Menurut laporan di studi dari ZOE Covid di Inggris, ada lima gejala paling sering yang dicatat oleh pasien Covid-19 akibat omicron, di antaranya adalah pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.
Sementara itu, gejala lain yang termasuk dalam 20 besar paling umum adalah suara serak, menggigil atau meriang, kabut otak (brain fog), merasa pusing, kehilangan nafsu makan, dan merasa sedih. Covid-19 sebagian besar dianggap sebagai penyakit yang memengaruhi paru-paru Anda, tapi selain menyebabkan gejala fisik yang jelas, virus juga dapat memicu gejala neurologis dan inilah yang cenderung bertahan lebih lama.