Cemaskan Omicron, China Sterilisasi Surat dan Paket dari Luar Negeri

China Post sebut surat dapat menjadi sumber penularan Covid-19.

Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. China Post mendesak masyarakat mengurangi pesanan barang dari luar negeri demi mencegah penyebaran omicron.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Varian omicron dari virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) membuat China khawatir. Negara yang merupakan lokasi pertama kali terdeteksinya Covid-19 pada akhir 2019 itu telah menerapkan kebijakan baru untuk menekan angka penyebaran.

Layanan pos China telah memerintahkan pekerjanya untuk melakukan sterilisasi paket dan surat internasional menggunakan disinfektan. China Post juga mendesak masyarakat untuk mengurangi pesanan barang dari luar negeri.

Warga China dianjurkan menghindari pengiriman barang dari negara dan wilayah dengan risiko epidemi tinggi. Selain itu, surat domestik harus ditangani di wilayah yang berbeda untuk mencegah kontaminasi silang.

Surat perintah tersebut disampaikan kepada karyawan pada Senin (17/1/2022). Karyawan yang menangani surat dan paket dari negara asing didesak untuk segera menerima vaksin dan dosis penguat (booster) apabila belum mendapatkannya.

Pertimbangan tersebut diambil China Post setelah pihak berwenang mengklaim bahwa surat dapat menjadi sumber penularan Covid-19. Terlebih, Beijing sedang bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin yang dihelat Februari 2022.

Seorang perempuan di Beijing baru-baru ini dites positif Covid-19 dengan varian omicron. Menurut keterangan pejabat kesehatan, pasien tidak memiliki kontak dengan orang lain yang terinfeksi, namun sempat menyentuh paket dari luar negeri.

Virus corona diketahui menyebar melalui partikel cairan kecil (droplet) yang diembuskan oleh orang yang terinfeksi. Sementara itu, kemungkinan infeksi dari permukaan yang terkontaminasi sebenarnya cukup rendah.

Kontaminasi yang dikenal sebagai transmisi fomite itu juga semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Hal itu telah dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Baca Juga


Menurut CDC, ada pengurangan 99 persen jejak virus yang tersisa di sebagian besar permukaan dalam tiga hari. Meski begitu, agaknya China tidak mau mengambil risiko. Hingga kini, negara masih menerapkan protokol ketat.

Pemerintah memberlakukan lockdown lokal, tes Covid-19 massal, dan pelacakan melalui aplikasi kesehatan untuk membasmi infeksi segera setelah kasus terdeteksi. Aturan semakin ditegakkan setelah merebaknya varian delta dan omicron.

Dalam beberapa pekan terakhir, jutaan orang di beberapa kota masih diminta berdiam di rumah saja. Pada Selasa (18/1/2022), China melaporkan 127 kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal.

Sementara itu, infeksi baru juga terdeteksi di daerah yang menerima paket barang internasional dalam volume tinggi. Beberapa di antaranya termasuk bagian timur kota pelabuhan Tianjin dan sebelah selatan wilayah manufaktur Guangdong, dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (18/1/2022).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler