Legislator Optimistis Holding BUMN Pariwisata Optimalisasi Potensi Indonesia

Pembentukan holding BUMN Pariwisata bisa berdampak positif pada pemulihan ekonomi

ANTARA/M Ibnu Chazar
Pengunjung menikmati suasana wisata Jembatan Cinta di Desa Mekarbuana, Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, (ilustrasi). Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Intan Fauzi, mendukung penuh langkah Menteri BUMN, Erick Thohir, mengintegrasikan BUMN Sektor Pariwisata dan Pendukung.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Intan Fauzi, mendukung penuh langkah Menteri BUMN, Erick Thohir, mengintegrasikan BUMN sektor pariwisata dan pendukung. Menurutnya upaya tersebut sangat baik karena dapat mengoptimalkan semua potensi yang ada di BUMN.

"Saya optimistis, pembentukan holding BUMN ini kalau dikelola secara optimal, akan berdampak positif bagi pemulihan ekonomi secara signifikan," kata Intan dalam keterangannya saat dikonfirmasi, Selasa (18/1).

Melalui integrasi tersebut, harapannya agar perekonomian negara semakin meningkat dan jadi lokomotif kebangkitan pariwisata Indonesia. Komitmen itu diwujudkan lewat Holding BUMN Pariwisata dan pendukung yang bernama Indonesia Journey (InJourney).

Diketahui InJourney menjadi Holding BUMN pertama yang bersifat ekosistem dari multisektor dan merupakan ekosistem pariwisata terlengkap dan terbesar di Asia Tenggara. InJourney meliputi seluruh BUMN yang terkait dengan industri pariwisata dan pendukung, mulai dari bandara, hotel, hingga destinasi wisata yang terintegrasi dan terkonsolidasi dari pemerintah pusat, daerah, swasta sampai menyentuh masyarakat.

Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) itu menyatakan, langkah Erick Thohir menggabungkan beberapa BUMN Pariwisata dan Pendukung secara langsung akan memadukan kinerja sektor pariwisata. Namun, ia mengingatkan agar kinerja sektor pariwisata dan pendukung ini dilakukan secara integratif dari hulu sampai hilir.

Holding BUMN sektor ini terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, PT Prambanan dan Ratu Boko (Persero) (TWC) dan PT Sarinah (Persero). PT Sarinah misalnya, ditekankan Intan bisa lebih fokus dan efektif dalam menggarap sektor UMKM untuk mendukung pariwisata.

"Modalitas sektor pariwisata kita bisa menjadi lebih kuat dengan adanya integrasi BUMN. Apalagi kita kan mempunyai banyak destinasi wisata," ujarnya.

Baca Juga


Selain itu, anggota legislatif Dapil Jabar VI itu mengatakan, bandara yang infrastrukturnya dalam beberapa tahun terakhir menjadi prioritas pemerintah diharapkan juga akan termanfaatkan dari aspek penerbangannya. Begitu juga ribuan hotel dan UMKM yang selama pandemi terdampak secara signifikan dan destinasi wisata itu sendiri.

"Omicron ini periodenya, mudah-mudahan tidak terjadi lama, mudah-mudahan singkat. Itu otomatis, mau tidak mau kita harus bersiap diri. Terlebih misalnya dalam waktu dekat ada event besar di Mandalika pada bulan Maret," jelasnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan InJourney yang merupakan nama besar dari Holding BUMN Pariwisata. Dipimpin PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), holding tahap satu yang secara resmi terbentuk pada Oktober 2021 itu beranggotakan enam perusahaan pelat merah.

Keenamnya adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero). Presiden mengatakan pembentukan holding ini akan menjadi titik balik transformasi ekosistem pariwisata yang lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler