UEA Desak AS Tetapkan Houthi Sebagai Organisasi Teroris
UEA minta AS tetapkan Houthi sebagai Foreign Terorist Organization
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) Yousef Al Otaiba meminta pemerintah dan parlemen Amerika Serikat (AS) mendukung penetapan kembali kelompok pemberontak Houthi sebagai organisasi teroris. Awal pekan ini, Houthi melancarkan serangan ke Abu Dhabi yang menyebabkan tiga orang tewas.
“Dalam komentar sebelumnya, Duta Besar Al Otaiba menggambarkan serangan teroris Houthi terhadap situs sipil di UEA yang menewaskan tiga warga sipil tak berdosa. Dia meminta Administrasi dan Kongres untuk mendukung penunjukan ulang organisasi teroris Houthi sebagai FTO (Foreign Terorist Organization),” kata Kedutaan Besar UEA di Washington dalam sebuah pernyataan lewat akun Twitter resminya, Rabu (19/1/2022), dikutip laman Al Arabiya.
Al Otaiba mengatakan, dia dan Direktur Intelijen Nasional UEA Ali Al Shamsi akan mengadakan pertemuan dengan pejabat Gedung Putih serta anggota Kongres AS di Washington. Al Otaiba belum mengungkap kapan pertemuan itu akan dilaksanakan.
Sebelumnya AS telah mengutuk serangan pesawat nirawak yang diklaim milik pemberontak Houthi Yaman ke Abu Dhabi pada Senin (17/1/2022) lalu. Washington berkomitmen meminta pertanggungjawaban Houthi atas serangan teror yang menewaskan tiga warga UEA tersebut. “Houthi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini, dan kami akan bekerja dengan UEA serta mitra internasional untuk meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.
Dia menegaskan, sebagai sekutu dan mitra, komitmen AS terhadap keamanan UEA tidak tergoyahkan. “Kami berdiri di samping mitra Emirat kami melawan semua ancaman terhadap wilayah mereka,” ujar Sullivan.
UEA diketahui merupakan bagian dari koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang melancarkan serangan ke Yaman. Mereka telah menjalankan operasinya sejak 2015. Tujuan koalisi militer itu adalah membantu pasukan pemerintah Yaman dalam menumpas Houthi.
Saudi memang memandang Houthi sebagai ancaman terhadap keamanannya. Sebelum UEA, Houthi cukup sering melancarkan serangan pesawat nirawak ke Saudi. Kelompok pemberontak itu dilaporkan memperoleh dukungan dan sokongan dari Iran.