Seberapa Sering Orang Bisa Kena Covid-19?

Orang yang pernah kena Covid-19 masih mungkin mengalami infeksi ulang.

AP/Francois Mori
Tes Covid-19. Seseorang masih bisa kena Covid-19 setelah sembuh. Kasus ini dikenal sebagai reinfeksi.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika varian omicron dari SARS-CoV-2, menyebar, sejumlah kasus infeksi ulang alias reinfeksi dilaporkan terjadi di banyak negara di dunia. Hal ini membuat otoritas kesehatan mengambil berbagai tindakan pencegahan yang diperlukan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan bahwa reinfeksi adalah ketika seseorang pernah mengalami Covid-19 dan pulih, kemudian terinfeksi lagi. Bahkan, dalam beberapa kasus ini terjadi pada mereka yang juga sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Baca Juga


Sejauh ini, penelitian masih berlangsung untuk menguak beragam pertanyaan penting soal Covid-19, termasuk seberapa mungkin orang kena reinfeksi, sesering apa itu bisa terjadi, hingga kapan paling cepat reinfeksi mungkin terjadi. Pertanyaan lainnya yang belum terjawab ialah seberapa berat kemungkinan kasus reinfeksi, siapa yang lebih berisiko mengalami infeksi ulang, dan apakah orang bisa menularkan penyakitnya ketika kena reinfeksi.

Dilansir India Today, para ahli mengatakan beberapa kasus reinfeksi ulang memang dapat terjadi. Vaksin Covid-19 dapat mencegahnya, meski tidak sepenuhnya.

Sementara itu, studi Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI) menunjukkan bahwa pengalaman kena Covid-19 membuat seseorang juga memiliki proteksi terhadap infeksi ulang dan gejala penyakit. Perlindungan dari infeksi terdahulu tampak meningkat dari waktu ke waktu, menunjukkan bahwa pelepasan virus atau respons imun yang berkelanjutan dapat bertahan lebih dari 90 hari dan mungkin tidak menunjukkan infeksi ulang yang sebenarnya.

Menurut studi pada November 2021, orang dengan riwayat terkonfirmasi positif Covid-19 dapat menunda vaksinasi karena pasokan vaksin masih terbatas dan mendahulukan warga lain yang lebih rentan. Para ahli mencatat memang seiring waktu terdapat penurunan kekebalan tubuh pada pasien yang telah pulih dari Covid-19. Lalu, apakah itu membuat orang rentan kena reinfeksi?

Sulaiman Ladhani selaku dokter spesialis dada dan tuberkulosis di Rumah Sakit Masina, Byculla, Mumbai di India mengatakan, kasus infeksi berulang sebenarnya sangat jarang. Bahkan, jika kasus tersebut ada, biasanya ini dialami pada orang-orang seperti petugas kesehatan atau orang-orang yang rentan terpapar penyakit. Mereka yang memiliki penyakit penyerta atau kekebalan tubuh rendah juga berisiko.

"Tetapi ini sangat jarang," ujar Ladhani.

Mubasheer Ali sebagai konsultan senior di Apollo Telehealth mengatakan, skrining serologi skala besar dengan tes yang divalidasi akan mengidentifikasi individu yang mungkin memiliki kekebalan protektif terhadap infeksi dan ukuran aktivitas penyakit. Sangat tidak mungkin Covid-19 menyerang orang itu dua kali dalam waktu singkat.

Hingga saat ini, belum jelas apakah seseorang yang telah terinfeksi SARS-CoV-2 pernah mengembangkan kekebalan permanen terhadap Covid-19 atau dapat terinfeksi kembali. Bipin Jibhkate selaku dokter konsultan pengobatan perawatan kritis mengatakan, seseorang dapat dites positif Covid-19 dua atau tiga kali sebulan karena virus masih ada di dalam tubuh.

"Dibutuhkan sekitar 30 hari rata-rata untuk virus menghilang setelah seseorang menunjukkan gejala Covid-19," jelas Jibhkate yang juga direktur ICU Wockhardt Hospitals, Mira Road, India.

Virus dapat lebih lama bertahan dalam tubuh di orang-orang dengan usia lanjut atau memiliki penyakit penyerta. Tes positif Covid-19 berulang kali dapat mengejutkan dan mengkhawatirkan pasien, tetapi itu tidak berarti dia menular dan akan menularkan infeksi ke orang lain di sekitarnya.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Bagaimanapun, orang-orang seperti itu tidak memiliki memiliki infeksi aktif dalam tubuhnya. Namun, penting untuk tetap menjaga protokol kesehatan yang diperlukan, yaitu memakai masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan secara rutin.

"Mereka yang dinyatakan Covid-19 atau masih positif Covid-19 sebaiknya tetap di rumah, jangan biarkan ada tamu datang," kata Jibhkate.

Dalam webinar awam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dikutip Kamis (14/10/2021), dr Mia Elhidsi SpP mengatakan, pada saat pertama kali kena Covid-19, tubuh membentuk imunitas atau kekebalan alami untuk melawan SARS-CoV-2, virus yang menjadi penyebab Covid-19. Hanya saja, waktu terbentuknya imunitas dan jumlahnya berbeda-beda setiap individu.

Itulah yang memungkinkan seseorang terinfeksi kembali virus corona tipe baru tersebut. Selang waktu terjadinya reinfeksi pun, menurut Mia, juga berbeda-beda.

Hal itu dipengaruhi antara lain oleh daya tahan tubuh, pajanan terhadap virus, kondisi tubuh masing-masing. Namun, sebagian besar kasus reinfeksi terjadi lebih dari tiga bulan setelah infeksi yang pertama dinyatakan sembuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler