Warganet India Serukan Boikot KitKat, Apa Respons Nestle?
Desain kemasan KitKat memicu kemarahan warganet India.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nestle India menjadi sasaran kemarahan warganet atas desain kemasan produk terkenalnya, KitKat. Bungkus kontroversial itu menampilkan gambar Dewa Jagannath, Balabhadra, dan Mata Subhadra hingga melukai sentimen keagamaan banyak orang.
Menurut warganet, gambar dewa yang sangat dihormati itu kelak akan berada di jalanan, saluran air, dan tempat sampah karena orang-orang membuang bungkusnya setelah makan cokelat. Oleh karena itu, mereka meminta KitKat untuk menghapus gambar para dewa tersebut.
Dilansir Indian Express, Jumat (21/1/2022), sejumlah warganet meramaikan Twitter dengan #BoycottKitKat. Mereka mengkritik dan menyebut perusahaan coklat itu tidak berpikir panjang.
"Tolong hapus foto Lord Jagannath, Balabhadra, dan Mata Subhadra di kemasan cokelat @kitkat Anda. Ketika orang menghabiskan cokelatnya, mereka akan membuang pembungkusnya ke jalan, saluran pembuangan, tempat sampah, dan lainnya. Jadi tolong hapus fotonya," tulis seorang pengguna mengungkapkan keprihatinannya atas desain bungkus KitKat.
"Semua perusahaan multinasional di India, yang berhak menjadikannya ‘Mazak’ Sentimen Keagamaan Hindu, cobalah pada agama lain dan lihat, itu akan terjadi!! Apa yang terjadi… Pola Pikir Konyol," kata seorang pengguna mengecam perusahaan itu karena mengolok-olok sentimen agama.
"@KITKAT hapus ini secepatnya, jika tidak, kami akan meningkatkan kampanye Twitter dengan kasus menyakiti sentimen agama. #BoycottKitKat," tulis pengguna lain menimpali.
Setelah menerima reaksi keras atas desain pembungkus produknya, Nestle India pun angkat bicara. Mereka mengaku tak bermaksud menyinggung pemeluk agama terbesar di India itu.
"Bungkus tema liburan Kitkat dimaksudkan untuk merayakan destinasi lokal yang indah, dan tahun lalu kami ingin merayakan budaya Odisha dengan desain pada kemasan yang mewakili 'Pattachitra', sebuah bentuk seni yang dapat diidentifikasi secara unik dengan gambarnya yang cerah," tulis Nestle.
"Kami ingin mendorong orang untuk tahu tentang seni dan pengrajinnya. Kami memahami sensitivitas masalah ini dan menyesal bahwa kami secara tidak sengaja melukai perasaan masyarakat," kata perusahaan itu lebih lanjut.
"Sebagai tindakan pencegahan, kami telah melakukan penarikan tema ini dari pasar. Kami berterima kasih atas pengertian dan dukungan Anda," ujar Nestle.