Kampus UGM Vaksin Booster Ribuan Pegawai dan Pensiunan
Suntik vaksinasi tahap ketiga ini mereka menggunakan jenis vaksin Pfizer
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Sebanyak 2.300 pegawai dan pensiunan UGM mengikuti vaksinasi lanjutan (booster). Ketua Satgas Covid-19 UGM, Dr Rustamadji mengatakan, sekitar 13.000 pegawai dan pensiunan UGM akan mendapat booster yang dilakukan secara bertahap.
Ia mengatakan, untuk suntik vaksinasi tahap ketiga ini mereka menggunakan jenis vaksin Pfizer sebagai vaksin heterolog. Sebelumnya, platform yang mereka gunakan untuk vaksinasi dosis pertama maupun dosis kedua merupakan vaksin jenis Sinovac.
"Dua kali dosis vaksinasi primer kita menggunakan Sinovac, tapi yang ketiga ini dengan Pfizer agar lebih heterolog karena pemerintah memandang akan lebih mampu meningkatkan daya kekebalan dan daya tahan tubuh kita," kata Rustamadji, Sabtu (20/1/2022).
Meski menggunakan jenis vaksin yang berbeda dari sebelumnya, ia menuturkan, efek samping dari vaksin relatif hampir sama. Umumnya pada pemberian vaksin primer hanya beberapa orang saja yang mengalami demam, sakit kepala, lemas dan mialgia.
Namun, gejala itu hanya bersifat sementara. Ia mengungkapkan, hanya ada satu peserta vaksinasi yang mengalami sedikit pusing usai disuntik vaksin. Untuk menyukseskan vaksinasi, mereka mengerahkan sekitar 120 tenaga kesehatan.
Yang mana, secara bergantian akan terlibat dalam enam kali kegiatan vaksinasi yang akan diselenggarakan sampai akhir Januari 2022. Rustamadji menerangkan, Mereka terbagi menjadi 23 tim yang masing-masing beranggotakan empat orang."Hari ini hanya ada satu peserta yang mengalami sedikit pusing setelah disuntik vaksin," ujar Rustamadji.
Seperti diketahui, pemberian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga untuk masyarakat Indonesia ini dianggap penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara penuh. Tujuannya, tidak lain menguatkan masyarakat agar terhindar dari virus SAR-CoV-2.
Melalui program vaksin booster ini, diharapkan warga masyarakat nantinya akan lebih semakin sehat dan tangguh dalam menjalankan aktivitasnya. Baik setelah nantinya pandemi berakhir ataupun ketika Covid-19 dinyatakan sebagai endemi.