Dalam 24 Jam Ada 1.825 Kasus, Pasien Covid-19 DKI Jakarta Terus Bertambah

Total kasus aktif di DKI mencapai 7.840 orang yang masih dirawat atau isolasi.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster COVID-19 kepada warga di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Presiden Joko Widodo mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster, dikarenakan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia tengah mengalami kenaikan akibat penyebaran varian Omicron.
Rep: zainur mahsir ramadhan Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, ada peningkatan Covid-19 dalam beberapa pekan ini. Menurut dia, hal itu juga terjadi pada varian Omikron di DKI yang kini mencapai 1.177 kasus. “Impornya dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ada 827 kasus, lokalnya ada 350 orang,” kata Riza saat ditemui kemarin di Jakarta Selatan, Sabtu (22/1).

Baca Juga


Khusus untuk perkembangan kasus Covid-19 di DKI, dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu (22/1) ada penambahan kasus sekitar 1.825 orang. Dengan adanya penambahan total kasus itu, berdampak juga pada penambahan kasus Covid-19 di DKI setelah berkurang karena pasien sembuh sebelumnya.

Dikatakan, penambahan kasus akumulasi hingga kemarin naik sekitar 1.364 orang. Sehingga, total kasus aktif di DKI mencapai 7.840 orang yang masih dirawat atau isolasi.

Sementara Kabid P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, dari total kasus Covid-19 di DKI yang ada, 5.890 orang atau 75,1 persen merupakan kasus transmisi lokal. Sisanya, kata dia, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).“Dari 1.825 orang, 1.528 di antaranya (83,7 persen) juga merupakan transmisi lokal," kata Dwi dalam keterangannya, kemarin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan Active Case Finding (ACF) terkait temuan kasus Covid-19 selama PTM terbatas di DKI. Menurut dia, berbagai kasus positif yang kini terdeteksi di 39 sekolah, bermula dari komunitas, alih-alih dari sekolah.“Dinkes tidak sendiri, ada Dinas Pendidikan DKI dan satgas yang mengevaluasi itu dan nanti akan ada rekomendasinya,” kata Widyastuti saat ditemui di Balai Kota beberapa waktu lalu.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler