Air Minum di Tonga Mulai Didistribusikan
Tim darurat nasional telah mendistribusikan 60 ribu liter air kepada penduduk Tonga.
REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pemerintah Tonga memprioritaskan air minum bagi warganya usai sepekan letusan gunung berapi bawah laut yang memicu tsunami. Tim darurat nasional telah mendistribusikan 60 ribu liter air kepada penduduk.
Sebuah pabrik desalinasi darurat di kapal angkatan laut Selandia Baru yang tiba pada Jumat lalu mampu memproduksi 70 ribu liter sehari. Pusat itu telah mulai mengambil air laut dari pelabuhan Tonga.
Pejabat Tonga mengatakan, penduduk yang kehilangan rumah di pulau-pulau terpencil akan dipindahkan ke pulau utama, Tongatapu karena kekurangan air dan makanan. "Dampak vulkanik di permukaan laut merusak perahu dan membuat transportasi laut antarpulau menjadi sulit, dan penerbangan domestik ditangguhkan," katanya.
Hujan abu dan tsunami telah mempengaruhi 84 persen populasi. Komunikasi antar pulau tetap menjadi tantangan akut karena hubungan satelit dan radio yang terbatas.
Pemakaman diadakan awal pekan ini untuk seorang pria Tonga dan seorang wanita yang telah meninggal ketika tsunami menghantam pulau-pulau terpencil Ha'apai. Korban tewas resmi adalah tiga. Sebuah rumah sakit lapangan telah didirikan di Pulau Nomuka setelah pusat kesehatan di sana hanyut.
Koordinator proyek untuk membangun kembali parlemen Tonga, Faka'iloatonga Taumoefolau mengatakan pemulihan layanan pengiriman uang internasional juga akan kembali beroperasi. Namun untuk jam terbatas pada Sabtu, sebab penting bagi orang untuk dapat membeli barang-barang penting.
"Warga Tonga telah menunjukkan ketangguhan mereka dalam bencana ini dan akan bangkit kembali," katanya, berbicara kepada Reuters dari Tongatapu.
Lebih banyak kapal angkatan laut dari Australia, Selandia Baru dan Inggris dalam perjalanan ke Tonga untuk mengirimkan bantuan. Dua penerbangan bantuan, dari Jepang dan Selandia Baru, tiba pada Sabtu dengan membawa bantuan kemanusiaan, setelah dua penerbangan dari Australia pada Jumat malam.
Pencegahan Covid di Tonga
Pemerintah Tonga telah menerapkan kebijakan ketat Covid-19 yang berarti orang, termasuk pekerja bantuan, tidak dapat memasuki negara itu kecuali mereka telah menjalani masa isolasi tiga minggu. Pengiriman bantuan dilakukan tanpa kontak.
Bantuan dikarantina selama 72 jam setelah tiba di bandara sebelum didistribusikan oleh otoritas Tonga. Satu pesawat Australia kembali ke Brisbane di tengah penerbangan pada Kamis setelah diberitahu tentang kasus Covid-19 di antara para kru.
Pengiriman bantuan yang diharapkan dari Cina juga akan dilakukan tanpa kontak untuk mencegah penyebaran Covid. Taumoefolau mengatakan Tonga telah melakukan pekerjaan yang baik dalam menghindari wabah pandemi.
Pemerintahnya mencatat hanya satu kasus sejauh ini, dan kebijakan perbatasan tidak akan menghalangi bantuan menjangkau masyarakat. "Dapat dilakukan untuk mendapatkan bantuan tanpa mengorbankan upaya pencegahan Covid," katanya.
Menteri pembangunan internasional dan Pasifik Australia, Zed Seselja mengatakan, sebuah kapal angkatan laut Australia, HMAS Adelaide, diperkirakan tiba di Tonga pada Rabu pekan depan dengan membawa lebih banyak air dan rumah sakit lapangan dengan 40 tempat tidur. "Pemerintah Tonga melakukan pekerjaan luar biasa di lapangan," katanya.
Australia dan Selandia Baru sedang mengoordinasikan upaya bantuan internasional dengan dukungan dari Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Fiji, dan Papua Nugini. Pemerintah Tonga telah meminta dukungan untuk dipercepat sehingga bandara kecil itu tidak kewalahan.
Spesialis koordinasi PBB di Tonga, Sione Hufanga mengatakan, PBB membantu pemerintah dalam pekerjaan bantuan karena lebih banyak orang tiba di tempat penampungan dan mencari makanan dan persediaan lainnya. "Hampir semua tanaman di negara itu terkena dampak parah. Petani kehilangan rumah dan mata pencaharian mereka," katanya kepada Reuters melalui telepon dari ibu kota Tonga, Nuku'alofa. "Negara ini akan sangat bergantung pada bantuan makanan untuk beberapa waktu."
Sektor pertanian menyumbang hampir 14 persen dari PDB Tonga pada 2015/16 dan mewakili lebih dari 65 persen ekspor. Pemerintah Tonga mengatakan sangat berterima kasih kepada masyarakat internasional atas bantuannya, yang termasuk dana 8 juta dolar AS dari Bank Dunia dan 10 juta dolar AS dari Bank Pembangunan Asia.
Sementara itu Reliance, sebuah kapal perbaikan yang menyambung kembali kabel bawah laut yang menghubungkan Tonga ke jaringan telekomunikasi internasional, meninggalkan tambatan Port Moresby dan diharapkan berada di Tonga pada 30 Januari. Kapal itu diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari ke depan untuk memperbaiki kabel serat optik.