Pernyataan Kontroversial Edy Mulyadi, dari Boneka Partai Hingga Jin Buang Anak
Edy Mulyadi telah meminta maaf terkait pernyataann'ya soal Jin Buang Anak'
REPUBLIKA.CO.ID, Pemilik akun Youtube Bang Eddy, Edy Mulyadi memberikan kritik keras dan penolakan terhadap pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun penolakannya memicu kontroversi lantaran-lantaran Edy yang menyinggung sejumlah pihak.
Berikut sejumlah pernyataan kontroversial Edy saat memberikan keterangan di akun Youtube-nya, Bang Edy Channel, pada 18 Januari 2022 lalu.
Boneka Partai
Edy Mulyadi menyinggung Presiden Joko Widodo sebagai boneka partai. Ia menganggap Presiden kerap berbohong.
"Kemarin ini kan kita ribut boneka arwah, ramai betul ya. Satu bulan boneka arwah ribut, tujuh tahun boneka partai 'cicing wae'. Boneka partai cicing wae. Pak Jokowi itu petugas partai. Bukan saya ngomong. Megawati soekarno putri," ujarnya.
"Boneka Arwah masih mending karena sifatnya personal. Yang mudarat yang bersangkutan. Kalau boneka partai yang mendapat mudarat, dampaknya seluruh rakyat Indonesia, 276 juta jiwa. Dahsyat sekali."
Menteri Keuangan 'Terbalik'
Saat memberikan keterangan Edy juga menyinggung juga Menteri Keuangan Sri Mulyani, selalu pihak yang ikut bertanggung jawab dalam pembiayaan IKN.
"Kenapa Sri Mulyani bertubi-tubi diberikan penghargaan terbaik, karena dia menerbitkan surat utang terlampau mahal. Artinya diberikan keuntungan terhadap kreditor."
"Dibanding kita, kita sebagai negara pengutang ada Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Mereka ratingnya di bawah Indonesia, seharusnya mereka membayar bunga utang lebih mahal dari kita. Tapi edannya di bawah Menteri Keuangan Terbalik dunia kita bisa bayar utang lebih mahal dari tadi."
Jin Buang Anak
Edy Mulyadi menyinggung ibu kota baru yang sepi sebagai tempat 'Jin buang anak'. "Ada sebuah tempat elite, punya sendiri yang harganya mahal lalu di jual lalu pindah ke tempat 'jin buang anak', lalu menyewa. Nyewa bro. Bukan orang kaya, orang geblek. Ini tidak masuk akal," ujarnya.
Edy Mulyadi telah meminta maaf terkait dengan pernyataan Kalimantan sebagai 'tempat jin buang anak'. Menurut dia, istilah 'tempat jin buang anak' itu untuk menggambarkan tempat yang jauh. "Jangankan Kalimantan, dulu Monas itu disebut tempat 'jin buang anak'," ujarnya lewat akun Youtube pribadinya, Senin (24/1/2022).
Begitu pula, dia melanjutkan, Bumi Serpong Damai (BSD) yang pada era 1980-1990-an termasuk tempat jin buang anak. "Tapi, bagaimana pun jika teman di Kalimantan merasa terganggu, saya minta maaf."
Prabowo, Macan Mengeong
Edy Mulyadi menyebut Prabowo sebagai macan yang mengeong. Prabowo dinilai tidak menjaga kedaulatan negara terkait pembangunan ibu kota baru.
"Pengembang-pengembang China yang membangun di sana mereka nggak masalah rugi kosong, nggak masalah karena pasti ada penduduk yang dikirim ke sana, siapa? Warga RRC tinggal di sana, masa gini aja nggak ngerti sih, masa Menteri Pertahanan gini aja nggak ngerti sih? Menteri Pertahanan jenderal bintang tiga. Macan yang jadi kaya mengeong, nggak ngerti begini aja. Ini sih bicara kedaulatan negara boss. Gila, gebleknya kelewatan gitu lho," ungkapnya.